MASJID Agung Jamiā Malang merupakan salah satu masjid yang dipercaya sebagai tempat yang mustajab di Jawa Timur, selain Masjid Jamiā Sunan Ampel Surabaya dan Masjid Jamiā Pasuruan. Tak heran hampir setiap malam selalu ada orang muslim yang Iātikaf di masjid tersebut. Terlebih di bulan puasa dan malam-malam ganjil di akhir bulan Ramadan.
Di malam ganjil pertama bulan Ramadan tahun ini atau malam 21, Okezone melihat suasana orang-orang Islam yang beriātikaf di masjid tersebut. Tiba sekira pukul 02.00 WIB, ternyata sudah banyak orang-orang yang berada di dalam masjid meski di serambi tampak sepi.
Ada yang membaca Kitab Alquran, ada yang berdzikir, ada yang salat, dan juga ada yang sampai tertidur bersandar tiang atau dinding masjid. Temaram sinar lampu dan suasana yang tenang menambah kekhusyuāan mereka yang bermunajat kepada Sang Pencipta.
Baik laki-laki dan perempuan sama-sama ramainya. Sekira bilangan puluhan. Masing-masing tampak sibuk dengan aktvitasnya masing-masing bersama Sang Khaliq. Dari situs resmi pengurus yayasan masjid ini, di www.masjidjami.com juga dituliskan jika sejak dulu masjid ini memang salah satu masjid di Jawa Timur yang dipercaya sebagai masjid yang mustajab.
(foto: Hari Istiawan/Okezone)
Masjid yang dibangun mulai tahun 1890 an ini dalam pendirian tiang utama, konon ditirakati oleh para pendirinya waktu itu. Bangunan masjid ini berbentuk bujursangkar berstruktur baja dengan atap tajug tumpang dua, dan sampai saat ini bangunan asli itu masih dipertahankan keberadaannya meski sudah beberapa kali direnovasi.
Dari bentuknya, Masjid Agung Jamiā Malang mempunyai dua gaya arsitektur, yaitu arsitektur Jawa dan Arsitektur Arab. Gaya arsitektur Jawa terlihat dari bentuk atap masjid bangunan lama yang berbentuk tajug. Sedangkan gaya arsitektur Arab terlihat dari bentuk kubah pada menara masjid dan juga konstruksi lengkung pada bidang-bidang bukaan (pintu dan jendela).
Pada dasarnya seluruh bagian bangunan Masjid Agung Jamiā Malang mulai batas suci adalah sakral. Di Jawa Timur, ada tiga masjid yang mempunyai ākharismaā atau tempat mustajab. Bila kita beriātikaf akan menemukan kedamaian dan ketenangan hati, dan jika kita berdoa di tempat itu InsyaAllah dikabulkan. Tiga masjid yang dimaksud adalah Masjid Ampel Surabaya, Masjid Jamiā Pasuruan dan Masjid Agung Jamiā Malang.
Konon, tiang besar berjumlah empat buah dan terbuat dari kayu jati dan 20 tiang/kolom yang bentuknya dibuat mirip dengan kolom asli itu, dibangun dengan penuh tirakat dan keihlasan para pendirinya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ketika Okezone mengunjungi masjid ini, orang-orang yang beritikaf di malam ganjil pertama bulan puasa ini, beberapa orang memang memilih di sekitar tiang bangunan utama atau di cagak besar bagian tengah. Namun, banyak juga yang berada di pinggir-pinggir menempel dengan dinding masjid.
Salah satu warga Malang, Yusuf mengaku merasa tenang ketika beritikaf di masjid ini. Meski di kampungya yang tak jauh dari pusat Kota Malang ini juga terdapat masjid, namun beritikaf di Masjid Jamiā Malang nuansanya beda. āApalagi berada di bagian tengah yang dibangun ulama sepuh,ā ujarnya malam itu sebelum beranjak Salat Subuh.
(fid)