JAKARTA - Keberadaan Hotel Tugu yang posisinya tepat di depan Stasiun Tugu Yogyakarta memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah di Yogyakarta. Bahkan, lokasinya yang berada di jalur Sumbu Filosofi memiliki arti apapun alasannya sangat penting mewarnai Kota Yogyakarta khususnya dalam rangka pengajuan warisan budaya tersebut sebagai world heritage.
"Selain itu secara kajian cagar budaya, Hotel Tugu sudah masuk ketentuan. Dalam arti memenuhi kriteria ditetapkan warisan budaya dan cagar budaya (WB dan CB). Karena itu sebenarnya sangat tidak direkomendasikan adanya pembiaran. Pasalnya Hotel Tugu menjadi aset yang sangat bagus dan memiliki banyak nilai sejarah," tegas Kepala Dinas Kebudayaan DIY Drs Umar Priyono MPd dijumpai KRJOGJA.com di ruang kerjanya, Rabu (21/3/2018).
Dengan posisi Hotel Tugu tersebut, Umar berharap dapat menggugah kesadaran pemilik. Sehingga akhirnya pemilik perlu adanya perenungan dan pemikiran serta akan lebih baik yang diwujudkan dalam tindakan konkrit. Sebab kembali diulang Umar, Hotel Tugu akan sangat berperan besar terhadap upaya mengajukan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia.
"Tidak ada jalan lain mengikuti kaidah pelestarian, meliputi perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan. Karena Hotel Tugu sendiri sangat mungkin dikembangkan baik untuk kepentingan komersial maupun nonkomersial," ungkap Umar.
Jika nantinya, jelas Umar, akan dimanfaatkan dari sisi komersial, konsep konservasi semestinya harus dipertahankan. Terlebih momentum saat ini sangat bagus. Pasalnya ada tren di masyarakat yang gandrung mendatangi bangunan kuno.
"Masyarakat bisa lihat sendiri. Saat ada obyek cagar budaya dalam bentuk bangunan kuno terbuka, langsung ramai didatangi publik. Sehingga potensi Hotel Tugu ini sangat bagus," lanjutnya.
Oleh karena itu Umar kembali menegaskan apapun alasannya Hotel Tugu harus dilestarikan dengan beberapa prinsip pelestarian yang ada. Sementara bagi owner sebut Umar, jika merasa berat dapat dibicarakan dengan Pemda DIY sehingga aset berharga tersebut tidak mubadzir.
"Saya yakin jika Hotel Tugu ini akan mempercatik wajah Yogyakarta sekaligus meneguhkan Sumbu Filosofi. Tapi kenapa tidak dimanfaatkan? Kami sangat senang jika diajak bicara," ucap Umar.
Ketika nantinya ada kemungkinan memanfaatkan Hotel Tugu ini untuk kepentingan publik dengan orientasi pemenuhan kebutuhan umum, jelas akan sangat mempercantik wajah Yogyakarta. Apalagi saat ini kawasan Stasiun Tugu juga sudah dipercantik.
"Kenapa tidak didampingi pihak lain yang punya nilai strategis? Sehingga saya yakin kawasan ini bisa menjadi heritage zone," tukasnya.