PROVINSI Bengkulu tidak hanya memiliki potensi alam nan cantik. Namun, provinsi berjuluk ''Bumi Rafflesia'' ini juga memiliki potensi wisata lainnya. Bunga terbesar di dunia, misalnya.
Bunga Rafflesia, namanya. Bunga ini tumbuh subur di kawasan hutan, Bengkulu. Kabupaten Kaur, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Mukomuko, Lebong, Kepahiang dan Seluma. Terakhir, bunga terbesar ini mekar sempurna di desa Pagar Kecamatan Ulu Talo Kabupaten Seluma.
Sekuntum bunga itu tergolong langka. Di mana kebanyakan bunga rafflesia biasanya berwarna merah atau rafflesia Arnoldii. Namun, di desa yang dihuni 1.008 jiwa itu, berwarna putih. Bunga tersebut mekar di tebing hutan konservasi desa.
Untuk menyambangi lokasi bunga cukup mudah terjangkau. Dari Kota Bengkulu berjarak sekira 100 kilometer (KM). Memakan waktu perjalanan sekira dua jam perjalanan darat. Baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Â
Sebelum tiba di pusat desa. Pengunjung bakal disuguhi pemandangan nan indah. Di sisi kiri jalan. Areal persawahan mulai menguning, aliran sungai saung, misalnya. Pemandangan itu dinikmati ketika pengunjung melintas jalan menuju desa.
Desa dengan jumlah didiami 249 kepala keluarga (KK) ini berjarak enam KM dari jalan lintas barat (Jalinbar) Kabupaten Seluma, Bengkulu - Lampung. Dengan melewati jalan hotmik di pertigaan, desa Bunut Tinggi Kecamatan Ulu Talo. Lebarnya empat meter, kira-kira.
BACA JUGA:
Menyusuri Eksotisme Toraja dari Upacara Rambu Tuka dan Kuburan Tebing Ke'Te Kesu
Pagi itu, Kabupaten Seluma cerah berawan. Termasuk Desa Pagar. Sinar mentari terik, panas. Masyarakat setempat sibuk beraktifitas, bertani. Berbeda dengan Kepala Desa (kades) Pagar, Herman Suardi.
Herman sedang duduk santai di dalam rumahnya. Ruang tamu, tepatnya. Bersama Bintara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), mengobrol.
Warna bunga yang tergolong langka tersebut membuat Pakar Bunga Rafflesia dari Universitas Bengkulu (Unib), Agus Susatya, Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu Utara, Deki menjadi penasaran serta ingin mengecek secara langsung warna bunga.
Termasuk salah satu jurnalis lingkungan, Dedek Hendry. Mereka ikut duduk di ruang tamu yang berukuran 3x4 meter, kira-kira. Mendengarkan cerita, bunga Rafflesia ''Putih'', dari Herman dan Ketua Karang Taruna Desa Pagar, Mukti.
Bunga terbesar itu diketahui telah mekar sejak Selasa 26 Juni 2018. Pertama kali, bunga itu ditemukan salah satu warga setempat. Saat mencari umbut rotan, untuk dikonsumsi. Namun, informasi mekarnya bunga mulai menyebar atau viral, sejak Jumat 29 Juni 2018.
Â
Rafflesia ''Putih'' tersebut mekar di bukit sungai saung ilir. Di mana dari pusat desa berjarak sekira satu kilometer. Bunga yang mekar di atas ketinggian sekira 50 meter itu berada di tebing hutan konservasi desa.
Sebelum tiba di lokasi. Pengunjung musti melintasi jalan setapak. Berlumpur. Jalan irigasi persawahan, tepatnya. Tepi aliran sungai saung, persisnya. Sejauh 50 meter, kira-kira. Usai melintasi jalan setapak. Pengunjung melewati aliran sungai saung ilir. Sejauh 200 meter.
Dalam perjalanan pun pengunjung bakal menemui beberapa bunga Kibut atau bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum Becc) yang tumbuh di sepanjang jalan.