MENTARI tampak indah menyinari ufuk timur pesisir Jakarta. Bangunan menjulang ke langit menjadi saksi betapa tenangnya matahari pagi itu.
Sekira pukul 06.30 pagi, sebuah taksi laut menghampiri dermaga di Baywalk Mall, Pluit, Jakarta Utara. Sebuah "getek" dengan tenaga mesin membawa satu per satu manusia yang siap menjelajahi Jakarta dengan cara berbeda.
Ya, pagi itu, Okezone bersama dengan rombongan tamu undangan Trizara Group berkesempatan menjajal sebuah perjalanan wisata air yang belum pernah ada sebelumnya di Jakarta, Wisata Kepulauan Seribu dengan kapal pinisi. Penasaran dengan cerita singkat ini?
Setelah rombongan dihantar taksi laut ke tengah pantai, satu per satu orang naik ke kapal pinisi yang sudah terparkir kokoh. Kapal tersebut diketahui bernama De Kartini. Kapal pinisi yang cukup besar dengan layar bertuliskan I LOVE JKT! Sangat khas sekali.
Seperti pada kebanyakan pelayanan kapal pinisi, senyum sapa para awak kapal menjadi pembuka perjalanan. Pun matahari yang semakin tinggi. Angin sepoy-sepoy pesisir Jakarta ikut terlibat di momen pertama kali berada di kapal pinisi yang dibuat oleh anak bangsa sendiri tersebut.
Okezone coba melihat bagian atas kapal. Bisa dijelaskan, di sana tersedia bean bag lounges yang cukup banyak dan tentunya speaker yang sudah melantunkan musik summer vibes yang asyik.
Lalu, di bagian dalam kapal, tersedia beberapa ruang yang bisa dimanfaatkan untuk beberapa aktivitas. Bahkan, ada ruang VIP jika Anda membutuhkan sedikit ruang privasi untuk membicarakan hal penting.
Perjalanan dimulai dengan keindahan sunrise yang sulit untuk digantikan. Obrolan ringan dan beberapa orang miggle di deck kapal menjadi hal yang mengasyikan sekali pun masih pagi.
"Kapal ini coba menawarkan alternatif pilihan pada mereka yang bingung ingin liburan seru di Jakarta. Selain seru, menjelalai perairan Jakarta dengan kapal pinisi juga memberi kesan tersendiri bagi siapa pun yang mencobanya," kata pemilik kapal De Kartini, Kunal Topandasani pada Okezone.
Â
Perjalanan pagi ini memiliki tujuan Pulau Pari yang merupakan salah satu pulau yang cukup terkenal di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ada alasan khusus juga kenapa akhirnya kapal pinisi ini berlabuh di pulau tersebut.
"Salah satu alasan yang cukup kuat adalah karena masyarakatnya yang sangat ramah dan tentunya alamnya yang masih asri. Air lautnya biru sekali kalau Anda ingin tahu di pulau Pari itu," sambung Kunal.
Tidak lebih dari 4 jam, kapal pinisi tersebut akhirnya mendarat di Pulau Pari. Benar saja, sekilas, pulau berpenghuni tersebut masih mempertahankan keasrian pulaunya. Beberapa pulau cemara terlihat di pinggiran pantai. Berderet juga mangrove berakar kokoh tak jauh dari pohon cemara.