Festival Biak Munara Wampasi (FBMW) VII tahun 2019 yang digelar pada 1-6 Juli 2019 di kota Biak, Provinsi Papua, secara resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata yang diwakili Koordinator Kalender Of Event Indonesia Wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, Raseno Arya, Senin, 1 Juli lalu.
Festival Biak Munara Wampasi (BMW) VII digelar 1-6 Juli 2019. Beragam kegiatan ditampilkan untuk menyemarakkan event tahunan ini. Mulai dari konser musik hingga sajian pesona kuliner khas daerah setempat.
Salah satu kegiatan menarik sekaligus unik adalah, "Apen Beyeren" atau berjalan di atas batu panas tanpa alas kaki yang mendapatkan antusiasme tamu undangan dan wisatawan.
Dalam sambutannya mewakili Menteri Pariwisata, Raseno Arya mengatakan, Festival Biak Munara Wampasi (BMW) mulai tahun 2020 akan akan dimasukkan dalam event kalender tahunan 2020.
"Yang diadakan di Kabupaten Biak Numfor ini, tahun depan kami berjuang untuk masuk kalender event tahun 2020," inilah pernyataan Menteri Pariwisata yang diwakili Koordinator Kalender Of Event Indonesia Wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat, Raseno Arya saat menyaksikan atraksi Apen Beyeren di lokasi.
Dikemukakan oleh Raseno Arya bahwa tahun depan ada beberapa daerah yang punya budaya atau tradisi unik siap diagendakan dalam kalender nasional, karena diakuinya "Apen Beyeren" atau berjalan di atas batu panas tanpa alas kaki hanya ada di Biak.
"Kita harus bangga karena Apen Beyeren ini hanya ada di Biak, sesuatu yang tidak dimiliki orang lain bahkan dunia tidak ada seperti ini," ucap Raseno.
Sementara itu, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap nyatakan agar Apen Beyeren pada tahun depan dibuat pada 3 tempat supaya keingintahuan masyarakat terutama wisatawan mancanegara dapat terjawab.
"Kalau bisa tahun depan Apen Beyeren tidak 1 saja, ada di 3 tempat: Barmani, Moibaken, Biak Utara, dan ketiganya jalan sama-sama sehingga semua dapat menceritatakan kepada dunia bahwa Biak punya budaya yang sangat unik yang adalah anugerah terindah dari Tuhan," ujar Bupati Herry.