Beberapa hari lalu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sempat menyatakan ingin menjadikan Danau Toba sebagai wisata halal. Pernyataan itu menimbulkan pro dan kontra. Tak sedikit masyarakat yang menolak keinginan tersebut.
Senin kemarin, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba sempat melakukan unjuk rasa di depan kantor gubernur guna menolak usulan tersebut.
Bahkan ada pula yang sampai membuat petisi online terkait hal ini. Untuk meredam kontroversi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggelar konferensi pers guna meluruskan konsep wisata halal.
Selain itu, penjelasan juga diungkapkan melalui akun Twitter @HumasPemprovsu. Akun tersebut mengunggah sebuah video yang menjelaskan konsep wisata halal.
“Wisata halal bukan Islamisasi, dijamin tidak hilangkan budaya asal. #wisatahalal #wonderfullindonesia #danautoba #humassumut,” cuitan akun tersebut seperti yang Okezone kutip, Rabu (4/9/2019).
Wisata halal bukan islamisasi, dijamin tidak hilangkan budaya asal.#wisatahalal #wonderfullindonesia #danautoba#humassumut pic.twitter.com/CnpAXqcgEN— Humas Sumut (@HumasPemprovsu) September 1, 2019
Dalam video berdurasi kurang lebih dua menit, dijelaskan bila menyediakan produk wisata halal bukan berarti menerapkan syariat Islam dan melarang pertunjukan budaya yang ada di daerah tujuan wisata.
“Wisata halal tidak lebih dari upaya menarik pasar wisatawan muslim. Caranya dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan pelancong muslim lokal maupun asing. Apalagi mayoritas wisman di Sumut adalah warga Malaysia (36,22%) yang sebagian besar penduduknya muslim,” tulis penjelasan di dalam video.