Selain Melasti, Putu mengatakan masyarakat juga diimbau untuk tidak berkerumun menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Setiap tahun, acara ini digelar hampir di setiap banjar atau kelompok masyarakat di Bali.
(Foto : @ogohogoh_bali/@stt.ekacita_/Instagram)
Menurut penjelasan Putu, pawai ogoh-ogoh memiliki makna agar butha kala atau roh jahat tidak mengganggu manusia, dan kembali ke tempat sebagaimana mestinya.
"Acara ini diusung mulai sore hari di seputar jalan raya dengan berbagai simbul-simbul roh jahat yang divisualisasikan dalam bentuk patung. Ini sekaligus jadi tontonan menarik bagi wisatawan, dan umumnya berlangsung sampai pukul 9 atau 10 malam. Tapi tahun ini kami imbau agar warga tidak melakukannya," tandas Putu.
(hel)