PANDEMI Covid-19 berdampak serius pada sektor pariwisata terutama perhotelan. Namun, dengan dibukanya sejumlah tempat wisata menyusul masuknya era adaptasi kebiasaan baru (AKB), dunia perhotelan bisa sedikit bernapas.
Di Kota Batu, Jawa Timur misalnya, tingkat hunian atau okupansi hotel sudah mulai naik setidaknya dalam tiga bulan terakhir. Hal ini tak lepas dari mulai dibukanya sejumlah tempat wisata.
Front Office Manager Jambuluwuk Hotel dan Resort, Oby Winatra menyatakan, hotelnya kini bisa ‘bernapas’ kembali setelah pada Maret hingga April 2020 tidak menerima tamu sekali, akibat tutupnya seluruh tempat wisata di Kota Batu dan sekitar.
Baca juga: Angela Tanoesoedibjo: Petakan Tantangan dan Peluang demi Pulihkan Sektor Parekraf
Namun semenjak digaungkannya adaptasi kebiasaan baru dan penerapan protokol kesehatan secara ketat di berbagai sektor, perlahan mengerek okupansi hotel. Tapi, hotel kini hanya boleh mengisi 50 persen hunian dari kapasitas normal.
"Memang mulai naik, meski harus dibatasi 50 persen dari kapasitas utama 125 kamar terdiri 30 unit villa itu terisi separuhnya, untuk tipe kamar hotel dioperasikan 25 kamar," tutur Oby Winatra kepada Okezone, Kamis (12/11/2020).
Petugas membersihkan fasilitas hotel (Okezone.com/Avirista)
"Jadi kamar yang sudah dipakai hari ini kita sterilisasi dulu sampai 1x24 jam. Itu makanya membuat jumlah kamar yang dioperasikan hanya separuhnya."
Sedangkan di Kusuma Agrowisata Hotel Kota Batu, dari total 150 unit kamar yang dimiliki, rata-rata terisi 40 kamar per harinya. Okupansi ini mulai terasa sejak September hingga akhir Oktober 2020.
Baca juga: Gelaran ICTM Diharapkan Mampu Dongkrak Pariwisata
"Rata-rata per harinya sejak Agustus sampai sekarang itu 40 kamar per hari terisi. Kami juga mewajibkan seluruh tamu dan karyawan menaati protokol kesehatannya. Karena tamu yang ke sini biasanya tanya dulu bagaimana protokol kesehatannya," ucap Operational Manager Kusuma Agrowisata Hotel Devid Yohanes.
Hal serupa terjadi di Surabaya. Meski kasus Covid-19 di kota ini masih zona oranye, sejumlah hotel mulai mengalami peningkatan okupansinya.
Marketing and Branch Manager Harris Hotel Gubeng, Setiawan Nanang mengatakan, kenaikan okupansi mulai terjadi sejak Agustus.
"April, Mei, hingga Juni, dari 150 kamar yang kita punya hanya terisi 10 kamar per harinya. Bulan Agustus mulai pick up (naik), September mulai bagus, Oktober sudah bagus, tapi belum bisa penuh. Harus dibatasi 50 persen kapasitasnya," tutur pria yang disapa Iwan ini.
Menurut Iwan, pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di hotel, untuk mencegah penyebaran Covid-19. "Setelah tamu check out, kami lakukan disinfeksi selama 1x 24, jadi hari berikutnya tidak kami buka. Baru setelah sehari kami buka lagi untuk reservasi," jelasnya.