BATIK merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki oleh Indonesia dan sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Batik telah mendunia lewat aneka pakaian dan berbagai kerajinan tangan seperti, tas hingga gelang kayu bermotifkan batik.
Batik secara etimologi berasal dari kata membatik. Berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yakni amba yang artinya luas dan istilah matik yang berarti pembuatan titik-titik.
Baca juga: Kampung-Kampung Batik di Indonesia
Jadi, batik adalah tekstil yang menggunakan lilin dan pewarna untuk membuat titik-titik yang tersusun luas dalam pola dan desain yang menakjubkan. Tiap daerah di Indonesia memiliki motif dan jenis batik sendiri. Uniknya, di balik motif-motif itu terkandung cerita dan filosofi.
Melansir dari Indonesia.Travel, Senin (22/11/2020), berikut cerita di balik 7 desain batik terpopuler di Indonesia :
1. Kawung: Pola Pohon Pinang
Dikembangkan pada abad ke-18, pada masa Kesultanan Yogyakarta, kawung dianggap sebagai favorit di kalangan keluarga kerajaan Kesultanan. Pola geometrisnya mewakili buah pohon aren. Dalam bahasa Indonesia, buah-buahan ini disebut kolang kaling, makanan lezat yang paling banyak diminati selama bulan Ramadhan.
Legenda mengatakan bahwa keluarga kerajaan Kesultanan Yogyakarta sangat menyukai kawung sehingga hanya mereka yang memiliki garis keturunan bangsawan yang diperbolehkan memakainya.
2. Parang: Simbol Keamanan
Motif batik geometris lainnya adalah parang yang memiliki simbol panjang dan sempit mirip pedang atau huruf “S”. Batik sakral ini berasal dari abad ke-16, di Jawa Tengah, pada masa pemerintahan Sultan Agung Mataram.
Konon Danang Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan, membuat parang sambil mengamati hamparan bebatuan bergerigi di pesisir selatan.
Ada juga cerita rakyat Indonesia tentang Pangeran Jawa bernama Panji, yang dilindungi karena mengenakan batik parang. Inilah mengapa banyak orang Jawa yang menganggap perang sebagai simbol perlindungan dan keamanan.
3. Sekar Jagad: Ekspresi Cinta
Sekar jagad dapat ditelusuri kembali ke abad ke-18. Namanya berasal dari bahasa Belanda "kar" yang berarti "peta", dan istilah Jawa "jagad", yang berarti "dunia". Kata sekar juga berarti “bunga” dalam bahasa Indonesia. Maka dapat disimpulkan sekar jagad adalah merepresentasikan keindahan keragaman Indonesia.
Baca juga: Kunjungi Museum Batik Yogyakarta, Traveler Bisa Pelajari Motif Batik Klasik
Menyampaikan cinta dan kebahagiaan, warna segar dan cerah dari pola bunganya menjadikannya pilihan yang tepat untuk gaun pengantin.
4. Truntum: Hadiah dari Ratu
Truntum, salah satu jenis batik populer dari Solo, diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, putri Sunan Pakubuwana III. Orang-orang percaya bahwa Ratu, yang sedih dengan ketidaksetiaan Raja, membuat pola bintang ini sambil menatap langit malam.
Terkesan dengan motifnya, sang Raja mengagumi ketekunan istrinya. Cintanya pada Ratu bangkit kembali dan dia berdamai dengannya. Legenda ini mempopulerkan truntum sebagai simbol cinta yang bangkit kembali, menjadikannya favorit di kalangan pengantin.