ISU benih lobster kembali ramai diperbincangkan pasca Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dini hari tadi. Menteri Edhy ditangkap usai melakukan lawatan ke Kota Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, terkait benur atau benih lobster.
Sejak 2012 lalu, produksi benih lobster di Indonesia memang dilaporkan meningkat tajam. Tingginya permintaan benur dari negara-negara tujuan ekspor seperti Vietnam, Hong Kong, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Malaysia pun membuat harga benih lobster melonjak tajam.
Mengutip Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Volume 8 No.2 November 2016, sekitar tahun 2012, harga benih lobster ukuran 2-3 cm berkisar antara Rp2.000-Rp2.500 per ekor. Pada tahun 2013, harga benih meningkat hingga 5 kali lipat seiring bertambahnya permintaan ekspor yakni, Rp13 ribu per ekor.
Baca juga: 5 Jenis Lobster yang Hidup di Perairan Indonesia, Harganya Bisa Sampai Jutaan!
Begitu pula pada tahun berikutnya. Harga benih lobster mencapai Rp17.000-Rp20.000 per ekor pada Desember 2014. Alhasil, masyarakat pun cenderung memilih untuk langsung menjual benih hasil tangkapan daripada melakukan aktivitas budidaya pembesaran.
Lantas di mana saja daerah penghasil benih lobster di Indonesia? Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi benih lobster sebetulnya tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air. Terkhusus di kawasan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Aktivitas penangkapan benih lobster di Pulau Lombok sudah berlangsung cukup lama, yakni sejak awal tahun 1990-an, dan pada awalnya hasil tangkapan digunakan untuk suplai benih budidaya pembesaran lobster oleh masyarakat menggunakan keramba jaring apung.