KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020. Rapat ini membahas amplifikasi kebijakan, program, serta langkah reaktivasi dan pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio saat membuka kegiatan Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kamis 26 November 2020 di Westin Resort, Nusa Dua, Bali, mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap kepariwisataan nasional. Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis dan penyesuaian dalam mempercepat pemulihan.
"Itulah sebabnya, Kemenparekraf fokus melaksanakan program Sertifikasi CHSE gratis bagi sektor pariwisata di 34 provinsi, sebagai standarisasi baru untuk meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia," kata Wishnutama dalam siaran pers yang diterima Okezone, Jumat (27/11/2020).
Wishnutama mengatakan, kondisi pandemi dinilai menjadi momentum yang tepat untuk membuat pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi lebih baik dengan melakukan re-strategy. Di sisi lain mengubah pola pikir pariwisata dari quantity tourism ke quality tourism.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Ngidam Liburan di Kapal Pesiar Tunda Dulu Ya!
Konsekuensi dari perubahan itu sangat banyak sehingga dibutuhkan kesamaan visi, sinergi semua stakeholders pariwisata ekonomi kreatif, kerja keras, dan pemahaman yang komprehensif.
Di antaranya dalam membangun konektivitas yang dapat memudahkan akses ke setiap destinasi serta membangun infrastruktur yang berkualitas dan berjangka panjang untuk menunjang ekonomi kreatif, juga menyediakan pengalaman yang unik di setiap destinasi.
"Salah satu syarat dasar dalam membangun quality tourism, yaitu infrastruktur, tapi tidak berhenti di infrastruktur saja, namun konektivitas, aviasi juga pemasaran," ujar dia.
Selain itu, daya tarik pariwisata juga perlu diperhatikan. Untuk menciptakan keunikan di sebuah destinasi artinya budaya harus dipertahankan, diperkuat, sehingga wisatawan yang datang harus bisa merasakan budaya yang beragam.
Kemudian yang tak kalah penting adalah menggunakan kemajuan teknologi big data untuk mempelajari tren dan behaviour wisatawan sehingga dapat menyesuaikan strategi, daya tarik, dan pemasaran.
"Sehingga dampak dari quality tourism ini akan luar biasa, membuat wisatawan menjadi lebih betah tinggal di destinasi, membuat lama tinggal lebih lama, dan spending lebih banyak. Masyarakat akan betul-betul merasakan dampak ekonomi yang tinggi," ucap Wishnutama.
Selain itu, multiplier effect dari quality tourism ini adalah terbukanya lapangan kerja yang lebih banyak. Artinya, kita harus menyiapkan SDM parekraf yang bukan hanya lebih banyak, tapi kemampuannya juga berkualitas, termasuk dari segi creativity and hospitality.