SEKTOR pariwisata menjadi yang paling terdampak dari pandemi Covid-19, karena identik dengan pergerakan manusia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio optimistis pariwisata akan bangkit dengan strategi yang diubah.
“Pariwisata paling terdampak dan paling lama pulih, tetapi harus bangkit memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin,” kata Wishnutama saat memberikan arahan dalam rakor Badan Otorita pariwisata Indonesia di Yogyakarta melalui zoom meeting, Rabu 2 Desember kemarin.
Baca juga: Kemenparekraf Apresiasi 20 Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata
Menurutnya, imbas dari Covid-19 telah menyebabkan penurunan wisatawan mancanegara dan perlambatan perjalanan wisatawan domestik. Kekuatan bangsa ini pada sektor kreativitas dan keramahan, yang harus dikembangkan karena tidak bisa tergantikan dengan teknologi digital.
“Kami harus membangun kekuatan-kekuatan yang diberikan Tuhan kepada kita, yaitu creativity and hospitality,” katanya.
Sektor wisata memiliki peran strategis dalam mendongkrak pendapatan negara. Pemerintah telah membentuk tiga Badan Pelaksana Otorita untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata di Danau Toba, Borobudur, dan Labuan Bajo-Flores.
Baca juga: Wisman ke Sumut Terbanyak Asal Malaysia, Dominan Masuk via Kualanamu
Badan otorita sebagai pengelola zona otoritas harus mampu mengembangkan kawasan pariwisata secara terpadu. Kawasan ini diamanatkan agar menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan menjadi produk pariwisata baru berstandar global.
“Strategi pengembangan sektor pariwisata ke depan telah berubah, dari quantity tourism menjadi quality tourism yang akan mampu membuka lapangan kerja dan peningkatan devisa,” katanya.
Wishnutama mengatakan, masyarakat internasional masih percaya dengan Indonesia dan memilih sebagai tuan rumah Annual Meeting Global Tourism Forum 2021. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk kebangkitan industri pariwisata dan mempromosikan pariwisata Indonesia, terutama lima destinasi pariwisata super prioritas.