TIDAK jarang tamu hotel membawa pulang barang-barang yang disediakan pihak hotel sebagai fasilitas selama menginap, bahkan hal ini sudah jadi suatu kebiasaan. Rupanya, tak hanya hotel saja, pengunjung restoran pun sering melakukannya.
Menurut sebuah survei yang diterbitkan Wellness Heaven tahun lalu menemukan fakta bahwa barang yang paling banyak dicuri dari hotel pada 2019 adalah handuk, diikuti oleh jubah mandi, dan kemudian gantungan. Bahkan karya seni dan kasur juga ikut diambil.
Baca juga: Ketika Maling Batu Kembalikan Barang Curiannya ke Museum
Bar dan resto kehilangan gelas serta peralatan makan. Kebiasaan buruk ini tentunya lama-lama akan membuat rugi pihak pengelola. Berbagai cara pun akhirnya dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Melansir South China Morning Post, Kamis (3/12/2020), ada pemilik bar di New York yang mengganti peralatan dari logam ke material ramah lingkungan, tujuannya agar peralatan tersebut membuat pengunjung tidak berminat mengambilnya lagi. Namun, dugaan itu ternyata salah satu sebab pengunjung tetap masih mengambil peralatan itu.
bar tidak senang dengan kerugian dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Menurut laporan media, banyak pengusaha hotel juga merasakan hal yang sama. Sekali lagi, pencurian oleh satu orang memunculkan peluang bagi orang selanjutnya, seperti yang dibuktikan oleh Terence Conran, seorang guru desain dan pemilik restoran.
PemilikBaca juga: Hilang Selama 160 Tahun, Patung Kepala Kuda Kembali ke Museum China
Sebastian Conran, anak dari Terence Conran, mengungkapkan bahwa ayahnya memiliki rencana ketika datang ke restoran Quaglino miliknya di London. Sebastian merancang asbak lalu ayahnya memberi arahan dan berkata bahwa asbak itu akan dicuri.
Benar saja, asbak metalik berbentuk Q tersebut dikenal sebagai barang yang paling banyak dicuri di London. "Selama 10 tahun, kami berhasil melalui 20.000 di antaranya," kata Conran pada podcast Break Out Culture, November lalu.
Selanjutnya Museum Desain yang didirikan Terence Conran di London saat ini menarik bagi pengunjung yang secara tidak sengaja mengambil asbak dari salah satu restoran Conran untuk disumbangkan ke pameran yang akan datang.
Beberapa hotel di dunia mungkin mengizinkan tamunya untuk membawa pulang barang-barang sewajarnya, namun ada juga yang memasukkan itu ke dalam tagihan hotel sang tamu.
Baca juga: Islandia Buka Pintu bagi Wisatawan yang Sembuh dari Covid-19
Seorang manajer umum di sebuah hotel mewah Hong Kong pernah menyampaikan bahwa tas kain yang digunakan untuk menampung cucian juga dibawa oleh tamu semenjak diganti dengan versi plastik.
Di The Beverly Hills Hotel, Los Angeles, pembuka botol warna merah muda bermerek kerap diambil dari kamar tamu, sementara di 45 Park Lane, London, bebek karet warna ungu khas hotel ini cenderung dibawa pulang para tamu.
Para pebisnis perhotelan setuju bahwa pulpen dan notes, perlengkapan mandi (ukuran kecil), dan sandal sekali pakai adalah barang yang pantas untuk dibawa pulang para tamu. Beberapa juga memaklumi pencurian jubah mandi, tetapi Anda jangan heran jika tagihan hotel akan bertambah karena hal tersebut.
Mark Wong, Wakil Presiden Senior Small Luxury Hotels of the World (SLHW) Asia Pasifik berkata bahwa para tamu senang membawa barang-barang bermerek seperti payung sebagai kenang-kenangan.
“Sebagian besar hotel tidak keberatan karena ini adalah publisitas gratis untuk mereka, meskipun yang lain menagih tamu mereka atau menyarankan mereka membeli barang dagangan dari toko suvenir,” ujar Mark Wong.