PANDEMI Covid-19 menyebabkan kerugian sekitar Rp7 triliun bagi industri pariwisata Indonesia. Khususnya pada penyelengaraan MICE (Meeting, Incentive Convention and Exhibition).
Namun dalam dua bulan terakhir, industri MICE Indonesia menemukan harapan baru berkat aktivitas kementerian dan pemerintah daerah yang melakukan kegiatan penyerapan anggaran di hotel.
Disebutkan bahwa Industri MICE dan perjalanan wisata terbukti menjadi pertolongan pertama (First Aid) yang berkontribusi dalam perjalanan menuju pemulihan pariwisata dan pemulihan ekonomi khususnya triwulan terakhir.
Minggu ini sebuah perhelatan pertemuan bisnis berbasis virtual bertajuk 2nd Indonesia International MICE Expo 2020 juga berhasil digelar dengan mempertemukan seller dan buyer pada sesi bisnis One on One menggunakan platform Jublia Business Matching. Pertemuan itu menghasilkan 570 pertukaran informasi dan 146 pertemuan bisnis langsung selama 3 hari.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaran Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizki Handayani Mustafa mengaku optimis jika penyelenggaraan MICE kembali bergerak seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat.
Baca juga: Kena PHK, Belasan Pramugari Banting Setir Jadi Penari Striptis
Hal ini tidak terlepas dari penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness Health Safety and Environment Friendly) yang sangat ketat. Maka dari itu, Rizki mengimbau agar para pelaku bisnis tersebut tetap melaksanakan peraturan dan protokol kesehatan tersebut agar industri ini dapat berjalan dan bisa cepat berdaptasi dengan tatanan kebiasaan baru.
"Kami juga berharap dinas pariwisata daerah bekerjasama erat dengan otoritas setempat yang memberikan ijin penyeleggaraan acara sesuai protokol kesehatan dalam hal pembatasan jumlah peserta dan dilakukan secara hybrid yaitu online dan offline," kata Rizky Handayani dalam siaran pers yang diterima Okezone, Senin (7/12/2020).
Sementara itu, Panca R Sarungu selaku Co Founder IIME mengatakan, untuk membuat kegiatan ini lebih produktif, pihaknya menggunakan sistem Business Matching Jublia yang mirip bahkan lebih baik dari Virtual Internasional seperti ITB Asia Singapura dan WTM Inggirs baru-baru ini. Sistem tersebut memungkinkan pertemuan bisnis tatap muka dan fitur lanjutan lainnya.
"Namun tantangan utamanya adalah membiasakan normal baru dalam diskusi secara online dengan orang baru dan beberapa hal teknis yang kedepan akan terus disempurnakan," ujar Panca.
Terdapat 57 perusahaan penyedia jasa MICE di Indonesia sebagai seller dan 60 buyers dari domestik dan internasional yang bergabung dalam IIME 2020. Tercatat buyers yang diseleksi dan lolos kriteria antara lain Amerika Serikat, Australia, Spanyol, Arab Saudi, Singapura, Filipina, Jerman, India, Nigeria, Belanda dan juga pelaku bisnis dari seluruh Indonesia.
Follow Berita Okezone di Google News