INDIA kembali membuka akses penerbangan pesawat dari Inggris, setelah ditutup sejak 23 Desember 2020 karena adanya kekhawatiran dengan munculnya varian baru virus corona yang diklaim menyebar lebih cepat.
Sebanyak 256 penumpang pesawat Air India mendarat di Bandara Internasional Indira Gandhi, New Delhi, Jumat (8/1/2021), setelah terbang dari Bandara Internasional Heathrow, London, Inggris.
Baca juga: Cathay Pacific Kembali Layani Penerbangan ke Inggris 12 Januari 2021
Penerbangan dari India ke Inggris dimulai kembali sejak 6 Januari 2021, meskipun jumlah orang yang positif terkena virus baru Inggris tersebut telah meningkat menjadi 73 orang.
"Jumlah total kasus yang terinfeksi jenis baru dari virus corona yang pertama kali dilaporkan di Inggris sekarang mencapai 73," kata Kementerian Kesehatan setempat seperti dilansir dari Live Mint.
Sebelumnya dilaporkan, Menteri Perhubungan Penerbangan Sipil India Hardeep Puri mengatakan, setiap minggunya hanya ada 30 penerbangan yang akan beroperasi, dengan masing-masing mengirimkan 15 maskapai penerbangan dan akan berlaku hingga 23 Januari 2021.
Bandara Delhi juga meminta kepada pendatang dari Inggris untuk menjaga jarak waktu setidaknya 10 jam antara kedatangan mereka dari Inggris dan penerbangan lanjutan ke kota-kota lain.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata di Tana Toraja, Batutumonga hingga Situs Warisan Dunia
Pada Kamis 7 Januari 2021, Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal telah mendesak pemerintah untuk memperpanjang larangan penerbangan hingga 31 Januari 2021 karena situasi yang sangat serius terkait dengan virus Covid di Inggris.
"Pemerintah pusat telah memutuskan untuk mencabut larangan tersebut dan memulai penerbangan Inggris. Mengingat situasi yang sangat serius di Inggris, saya akan mendesak pemerintah pusat untuk memperpanjang larangan tersebut hingga 31 Januari," tulis Kejriwal pada akun Twitter pribadinya.
"Dengan susah payah, orang-orang mengendalikan situasi COVID. Situasi COVID di Inggris sangat serius. Sekarang mengapa mencabut larangan dan membuat orang-orang kita berisiko?"