KETIKA sebagian besar dunia memperketat akses keluar masuk guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19, Dubai malah membuka pintunya, mengklaim diri sebagai tempat pelarian cerah dan bebas karantina.
Dilansir dari Khaleej Times, Selasa (19/1/2021), pemakaian masker dan menjaga jarak diberlakukan secara ketat di Dubai. Kehidupan di Uni Emirat Arab (UEA) yang bergantung pada pariwisatanya ini tampak seperti normal, dengan restoran, hotel, dan mal besar yang dibuka untuk bisnis.
Baca juga: Wisata Seks di Dubai Tumbuh Subur, Buah Mesranya Hubungan UEA-Israel
Foto para bintang olahraga dan tokoh televisi yang bersantai menikmati di klub pantai telah membanjiri media sosial, terkadang menimbulkan ketidaksetujuan di negara asalnya.
Maskapai Emirates yang memulihkan jaringannya menjadi sekitar tiga perempat tingkat pra-pandemi, kembali mengoperasikan pesawat jenis A380 super-jumbo, pesawat komersial terbesar di dunia, yang mengangkut pengunjung dari Inggris dan Rusia.
Kota Dubai (Viralscape)
Turis Rusia Dmitriy Melnikov mengatakan dia datang ke Dubai karena pilihannya yang terbatas, dengan banyak destinasi ditutup sebagian atau seluruhnya.
"Saya tidak takut," kata pria berusia 30 tahun itu. “Jika Anda melihat orang-orang di sini, semua orang menggunakan masker, dan menurut saya itu keren.”
Dengan tes PCR negatif Covid-19 di negara asal mereka, dan mungkin tes lain pada saat kedatangan, tergantung tempat keberangkatannya, wisatawan dapat dengan bebas memasuki Dubai, di mana suhu musim dingin rata-rata 25 derajat Celcius.
Di lingkungan bersejarah Al Fahidi di Dubai, turis menggunakan masker berjalan melewati gang, mengambil foto rekreasi kehidupan seabad lalu.
Baca juga: Abu Dhabi Terbuka bagi Wisatawan Mancanegara, Simak Panduannya!
Cairan sanitasi tangan dan juga stiker lantai yang memperingatkan orang untuk menjaga jarak ada di mana-mana, sementara sebagian besar restoran telah mengganti menu mereka dengan barcode QR digital, yang dapat ditampilkan di smartphone.
“Sebelum virus corona, rombongan wisata mencapai 100 atau 250 pengunjung dengan masing-masing pemandu wisata, Tapi sekarang semuanya berbeda, maksimal hanya 20 pengunjung untuk setiap pemandu wisata,” kata direktur distrik Nasser Juma bin Sulaiman.
Andi Pitman, dari negara bagian Alabama, AS, mengatakan itu adalah perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak dimulainya pandemi.
“Kami sangat senang berada di sini dan sedikit gugup, tetapi senang bisa keluar lagi,” katanya saat berjalan-jalan di Al-Fahidi bersama suami dan dua anaknya.
“Belum ada dari kami yang mendapatkan vaksin, tetapi kami memiliki anak kecil yang perlu keluar dan perlu melihat dunia, jadi kami bersedia mengambil risiko.”