SEBAGAI antisipasi penularan varian baru virus corona atau Covid-19, Hong Kong akan memperpanjang larangan perjalanan ketat kepada siapapun yang pernah berkunjung ke Brasil dan Irlandia selama 21 hari terakhir.
Seperti diwartakan laman Simple Flying, langkah itu diambil menyusul pemberlakuan larangan pada awal Januari pada penerbangan dari Inggris dan Afrika Selatan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang lebih ganas memasuki wilayah administratif khusus China.
“Situasi epidemi di seluruh dunia tetap parah, dengan kasus varian virus baru yang lebih menular terdeteksi di semakin banyak tempat,” demikian bunyi pernyataan pemerintah Hong Kong menggambarkan situasi Covid-19 yang 'suram' saat ini di Inggris.
“Situasi di Inggris Raya, tempat varian virus baru pertama kali ditemukan, semakin memburuk dalam dua minggu terakhir. Inggris diisolasi lagi hingga pertengahan Februari, dan prospek dalam jangka pendek suram," tambahnya.
Baca juga: Kanada Cabut Larangan Penerbangan Boeing 737 MAX Mulai 20 Januari 2021
Saat ini, pemerintah Inggris sedang berjuang untuk menahan penyebaran virus dengan tindakan lockdown baru, yang tampaknya mulia membuahkan hasil. Sepekan lalu, Inggris melaporkan dua hari berturut-turut di mana lebih dari 60.000 orang dinyatakan positif Covid-19.
Angka ini terus menurun, dengan kurang dari 40.000 kasus baru dilaporkan pada hari Minggu. Hal ini membuat banyak orang berpendapat bahwa infeksi telah mulai memuncak di sebagian besar negara.
Tak seperti bagian lain Eropa, di mana vaksinasi populasinya dimulai dengan lambat, Inggris telah memvaksinasi 4,2 juta orang. Inggris juga bermaksud untuk mulai memvaksinasi orang sepanjang waktu dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Viral Pramugari Angkut Korban Bencana Mamuju, 'Mba Cepetan Takut Gempa Susulan'
Namun, satu kekhawatiran adalah orang-orang mulai berpikir bahwa vaksin adalah obat ajaib untuk semua dan mulai melanggar aturan.
Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE) pemerintah Inggris Raya menyerukan kampanye kesadaran publik yang memberi tahu publik bahwa mereka masih dapat menimbulkan risiko bagi orang lain meskipun mereka telah divaksinasi.