JAGAT maya belum lama ini digegerkan oleh sinyal SOS yang muncul pada aplikasi Google Maps di wilayah Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Seperti diketahui, Pulau Laki merupakan lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu, 9 Januari 2021 lalu.
Kehebohan ini lantas menarik perhatian seorang pilot sekaligus YouTuber ternama, yaitu Kapten Vincent Raditya, sehingga membuatnya terdorong membuat vlog. Di awal video yang diunggah ke channel YouTube-nya, Kapten Vincent membuka dengan sebuah pertanyaan, apa itu SOS?
Kemunculan SOS bermula pada masa di saat komunikasi belum secepat dan secanggih saat ini. Tepatnya di zaman transportasi jalur laut masih menjadi andalan. Pada era tahun 1900-an, SOS kerap kali disangka singkatan dari 'Save Our Soul' atau 'Save Our Ship'. Padahal sebenarnya, SOS adalah kode morse yang merupakan gabungan dari tiga huruf, S, O, dan S.
Baca juga: Misteri Kode SOS di Pulau Laki, Ini 4 Kasus Mirip yang Pernah Bikin Gempar
“SOS merupakan kombinasi dari tiga huruf, yaitu S yang di-coding dengan tiga titik, O yang di-coding dengan tiga dash, dan juga S lagi dengan tiga titik,” kata Vincent mengawali penjelasannya.
Ia menjelaskan, dulunya tak ada kode internasional yang dapat digunakan oleh kapal-kapal. Namun kekhawatiran muncul jika suatu kapal melewati batas negara dan mengalami hal buruk, negara lain tidak dapat mengetahui atau memberikan bantuan karena adanya perbedaan kode bahaya di setiap negara.
Oleh karenanya pada tahun 1906 komite internasional membuat Global Unified Distress Code dan menyebutnya SOS. Lalu pada 1908, kode bahaya di seluruh dunia menjadi SOS. Namun seiring berjalannya waktu, kode SOS mulai jarang digunakan.
"Seiring dengan perkembangan teknologi, radio semakin evolve teknologinya. Teknologinya semakin baik, semakin baik sehingga morse code mulai kurang begitu digunakan,” ungkapnya.