PEMERINTAHÂ telah melarang perjalanan di waktu yang biasanya merupakan waktu tersibuk dalam setahun demi membatasi penyebaran Covid-19. Masyarakat yang tetap memaksa pergi harus menunjukkan tes asam nukleat dengan hasil negatif yang diambil dalam tujuh hari sebelumnya.
Larangan tersebut berimbas pada maskapai penerbangan. Menurut ForwardKeys, setidaknya terjadi penurunan sebesar 73,7% pemesanan tiket penerbangan pada 19 Januari untuk perjalanan Tahun Baru Imlek dibanding dengan periode liburan di 2019. Dengan situasi yang terus memburuk, pembatasan pun diberlakukan lebih ketat. Sejak 1 Januari, pemesanan telah turun 57,3% dari total pemesanan di 2019.
Baca Juga:Â Indonesia Hanya Dikunjungi 4 Juta Wisatawan Mancanegara Selama 2020, Anjlok 75%
Iphie Nie, seorang desainer berusia 30 tahun di Beijing yang biasanya pergi untuk mengunjungi keluarganya di Shenzhen selama Tahun Baru Imlek, memutuskan untuk tidak memesan penerbangan pada liburan di pertengahan Februari mendatang.
“Meskipun saya berada di daerah berisiko rendah, orang-orang di kampung halaman saya akan sedikit gugup ketika mendengar bahwa saya baru saja kembali dari Beijing. Itu terlalu merepotkan,” kata Nie dilansir dari Reuters.
Â
Beijing telah melaporkan kasus Covid-19 baru selama 11 hari berturut-turut dan jumlah kasus nasional yang meskipun kecil menurut standar sebagian besar negara Barat, jumlah tersebut berada di level tertinggi dalam 10 bulan.
Menurut media pemerintah, karyawan yang bekerja untuk perusahaan milik negara atau badan pemerintahan telah diberitahu untuk tidak bepergian tanpa persetujuan manajemen. Kini beberapa orang yang sudah membeli tiket pesawat tengah mempertimbangkan untuk membatalkan.
“Saya sudah memesan tiket, tapi saya masih belum mengambil keputusan,” kata Kathy Qi, seorang pekerja kantoran berusia 29 tahun di Beijing dari Henan.