BERADA di Desa Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Masjid At-Taqwa, Lerabaing merupakan salah satu masjid bersejarah yang wajib dikunjungi traveler muslim Tanah Air. Tak hanya sekadar wisata religi, traveler juga dapat mempelajari sejarah di balik berdirinya masjid tua ini. Berikut Okezone rangkumkan beragam fakta unik tentang Masjid At-Taqwa, Lerabaing;
Gaya arsitektur
Masjid tua yang terletak di sebelah utara perbukitan yang curam ini memiliki arsitektur khas Ternate. Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Alor, bangunan masjid berbentuk rumah panggung dengan ukuran 11 meter, lebar 11 meter dan tinggi dari tanah ke lantai mesjid 1,5 meter. Keseluruhan tinggi masjid mencapai 15 meter yang berdiri di atas tanah seluas 750 meter dan ditopang oleh 24 buah tiang.
Tangga pintunya terbuat dari kayu sedangkan atapnya bertingkat berbahan seng. Halaman masjid dikelilingi pagar besi dengan memiliki satu pintu masuk. Masjid tua Lerabaing berbentuk rumah panggung ini didirikan atas inisiatif para sesepuh di Kampung Lerabaing dan Sultan Kimie, Desa Gogo yang berasal dari Ternate (Maluku).
Menurut warga setempat, saat tentara Portugis datang hendak menguasai Pantai Selatan Alor, mereka pernah menembaki Masjid Lerabaing dengan meriam berkali-kali. Namun, tembakan itu selalu meleset alias salah sasaran. Maih banyak kisah unik lainnya di balik masjid kuno tersebut.
Baca juga: Uniknya Masjid Pintu Seribu, Ada Lorong Gelap Pengingat Mati
(Foto: Pemprov NTT)
Berusia ratusan tahun
Dilansir dari website situsbudaya.id, Masjid At-Taqwa Lerabaing dibangun pada masa pemerintahan Raja Kinanggi Atamalai (1619-1638) dengan bantuan Sultan Gimales Gogo dari Maluku. Raja Kinanggi Atamalai saat itu masih menganut paham animisme.
Kemudian pada tahun 1625, ia beserta seluruh kerajaannya diislamkan Sultan Gimales Gogo. Setelah menjadi seorang muslim, raja tersebut dengan bantuan dari Sultan Gimales Gogo mulai mengembangkan agama Islam ke seluruh wilayah Kerajaan Kui.
Pada tahun 1632 dibangunlah masjid yang lalu digunakan sebagai pusat dakwah Islam di Kabupaten Alor melalui perniagaan. Masjid dengan konstruksi rumah panggung ini memiliki tiang-tiang penyangga yang sudah miring.
Baca juga: Fakta-Fakta Menarik Masjid Keramat di Kalimantan yang Kental Arsitektur Jawa
Meski begitu, masjid ini masih tetap berdiri kokoh meski sudah berumur ratusan tahun. Keunikan masjid ini juga terdapat pada bentuk keempat sudut atap. Model ornamen yang berbeda di sudut atap melambangkan 4 suku yang mendiami Desa Wakapsir.