MANTAN preman yang bertransformasi menjadi seorang pendakwah, Muhammad Ramdhan Effendi alias Anton Medan meninggal dunia pada Senin (15/3/2021) siang. Anton Medan memutuskan menjadi mualaf dengan memeluk agama Islam sejak 1992. Ia bahkan didapuk menjadi Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).
Sejak menjadi mualaf, kehidupan Anton Medan berubah total. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berdakwah. Selain mendirikan pondok pesantren, pria dengan nama lain Tan Hok Liang itu juga membangun sebuah masjid megah bergaya arsitektur klenteng khas Tionghoa.
Memasuki wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di sana terdapat bangunan masjid megah nan unik. Ia adalah Masjid Jami Tan Kok Liong, sebuah masjid berdesain perpaduan budaya Tiongkok dan Timur Tengah. Bentuknya sangat unik karena seperti klenteng, lebih mirip bangunan-bangunan China kebanyakan.
Melansir laman duniamasjid.islamic-center.or.id, Masjid Tan Kok Liong dibangun atas inisiasi seorang pemuda dari tanah Tebing Tinggi, Sumatra Utara, Muhammad Ramdhan Effendi atau yang lebih dikenal dengan Anton Medan. Nama Tan Kok Liong diambil dari nama marga Anton Medan, yaitu 'Tan', lalu 'Kok' berarti 'negara dan 'Liong' yang artinya 'sukses'.
Baca juga:Â Intip Keindahan Masjid Keramat Luar Batang, Tempat Anies Salat Subuh Berjamaah
(Foto: abdullahhatta.wordpress.com)
Pernah terjerumus ke dunia kriminal dengan menjadi preman kelas kakap di Indonesia, membuat Anton Medan harus keluar-masuk jeruji besi. Ia sudah sangat akrab dengan dinginnya lantai penjara, begitupun lingkungan di dalamnya yang keras. Pengalaman hidup itu lantas mengantarkan Anton Medan ke titik keinsafan.
Baca juga:Â Kisah Ajaib Masjid At-Taqwa Lerabaing, Diberondong Meriam Portugis Selalu Meleset
Alhasil, pada tahun 1992 ia resmi mengucap dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang muslim di hadapan dai sejuta umat, almarhum KH. Zainuddin MZ. Sebagai bentuk 'penebus' dosanya di masa lalu, Anton Medan membangun empat pondok pesantren di Babelan, Bekasi, Cisarua, Kalimantan, dan di Cibinong, Bogor, Jawa Barat serta masjid yang begitu megah.
Jika dilihat sepintas, bangunan Masjid Tan Kok Liong ini bahkan lebih mirip rumah ibadah umat Kong Hu Cu. Gaya khas bangunan China sangat terlihat jelas, khususnya pada bagian atap yang dibangun dengan menggunakan pola limas tiga tingkat dengan ujung wuwungan dihiasi relief kepala naga. Meniti ke bagian atap masjid, di pucuk atas terdapat mustika berbentuk topi Putri Xin Chiang dengan lafadz Allah.
(Foto: Okezone.com)
Tak hanya itu, di bagian depan terdapat kubah kecil yang dicat dengan warna emas sebagai penanda bahwa bangunan tersebut ialah masjid. Di atas kubah terpampang jelas nama Masjid Tan Kok Liong.
Di balik keunikan Masjid Tan Kok Liong ini, proses pembangunanya dilakukan tanpa menyewa jasa arsitek. Anton Medan sendirilah yang langsung mendesain masjid itu berbekal menonton VCD yang menampilkan bentuk Istana Tiongkok pada masa Dinasti Qing. Gaya arsitektur ala Dinasti Qing dipilih oleh Anton karena memiliki banyak kesamaan dengan bentuk masjid pada umumnya di Indonesia.
Di balik bentuk masjid unik ini, siapa sangka jika mengandung makna filosofis mendalam. Terdapat miniatur rajawali di atap teratas dan lima burung perkutut di setiap ujung wuwungan atap yang bermakna harapan agar umat Islam bisa memandang setiap persoalan setajam tatapan rajawali, bukan seperti burung perkutut yang selalu bergerombolan namun tak sanggup berbuat apa-apa.