KEHIDUPAN di Pulau Corvo, Portugal sudah kembali normal karena 400 penduduk yang tinggal di pulau terkecil di Kepulauan Azores itu telah divaksinasi COVID-19 secara sukarela.
Berbeda dengan yang lainnya, penduduk pulau Portugis dapat bertemu dengan satu sama lain di kafe, bar, resetoran, dan sekolah tanpa harus menggunakan masker di luar ruangan.
Pada Sabtu, para penduduk berbaris di kompleks olahraga untuk mendapatkan dosis Pfizer kedua dari satu satunya dokter yang ada di pulau tersebut, Antonio Salgado.
Baca juga:Â Kampung Cristiano Ronaldo Kembali Dibuka untuk Pariwisata
“Kami sudah menjalani kehidupan yang sangat dekat dengan normal,” kata Antonio Salgado sambil memeriksa nama nama penduduk dari daftarnya seperti dilansir dari Euro News Travel, Rabu (31/3/2021).
Terganggu oleh cuaca Atlantik Utara dan terkadang kekurangan pasokan vital, keterpencilan Corvo biasanya merugikan, tetapi sekarang ini adalah aset penting dalam perang melawan pandemi virus corona.
Dokter yang telah berusia 62 tahun itu tiba di Corvo kurang dari setahun yang lalu, tapi ia telah terbiasa dengan kekurangan buah maupun bahan bakar pada waktu tertentu.
Terletak ratusan kilometer jauhnya dari daratan Eropa, pulau tersebut hampir tidak terbebas oleh pandemi. Kehidupan para penduduk di Corvo sangat baik dan tenang.
“Saat ini, Corvo adalah surga. Itu tempat yang unik di dunia.”
Pulau tersebut hanya memiliki satu kasus Covid yang berasal dari luar, daratan, dan kemudian terdeteksi. Setelah itu para penduduk mulai hidup normal dengan mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Baca juga:Â Amazing, Inilah 11 Jembatan Terpanjang di Dunia
Negara Portugal memutuskan untuk memvaksinasi pulau itu sepenuhnya tanpa melalui kelompok prioritas. Pejabat kesehatan setempat Clelio Meneses menjelaskan bahwa jumlah suntikan yang diperlukan untuk mengimunisasi Corvo tidak akan memengaruhi peluncuran di tempat lain di Azores.
“Satu satunya hal yang harus dilakukan adalah memvaksinasi seluruh penduduk sekaligus untuk membuat wilayah yang diimunisasi.”
Dengan hanya satu ventilator di pulau tersebut dan tidak terdapat tempat tidur rumah sakit sama sekali, wabah COVID-19 sangat mudah menghancurkan para penduduk yang ada.
Para penduduk sangat takut ketika seseorang ingin datang dan menulari mereka semua, seperti dari kapal.
“Penyebarannya akan menjadi bencana dan sangat cepat.”