WARGA keturunan Tionghoa di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar tradisi cheng beng atau sembahyang kubur guna menghormati arwah para leluhur.
"Perayaan Ceng Beng adalah sebuah budaya masyarakat Tionghoa untuk menghormati para leluhur yang telah pergi mendahului," kata tokoh masyarakat Tionghoa Belitung, Ayie Gardiansyah di kompleks perkuburan marga Tjong, Minggu (4/4/2021).
Baca juga: Sejarah Tahun Baru Imlek dari Masa ke Masa
Menurut dia, pada perayaan cheng beng, warga Tionghoa beserta keluarga menggelar sembahyang kubur secara bersama-sama di makam para leluhurnya dengan membawa aneka macam sajian seperti buah-buahan dan makanan.
"Jadi bulan ini kami wajib mengunjungi, memperingati dan menghormati leluhur," katanya.
Ayie menambahkan, tradisi cheng beng biasanya diawali dengan membersihkan area perkuburan leluhur keluarga dan mempersiapkannya untuk melakukan ritual sembahyang.
"Sembahyang cheng beng efektif dilakukan dari 5 Maret hingga 5 April jadi ada memang rentang waktunya sekitar satu bulan," katanya.
Baca juga: Pertama Kali Nginap di Nepal Van Java, Sandiaga Uno: Pemandangannya Epik
Ia menjelaskan mengingat masih berada di tengah situasi pandemi COVID-19, maka perayaan tradisi sembahyang kubur dilaksanakan dengan sederhana dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Kondisinya sangat jauh berbeda karena sekarang masih pandemi COVID-19 kalau biasanya banyak keluarga dari luar daerah yang pulang kampung demi melakukan sembahyang kubur," katanya.