BADAN Pariwisata Singapura menyatakan negaranya menyumbang sepertiga dari bisnis kapal pesiar dunia karena keberhasilan luar biasa dari "kapal pesiar yang berlayar ke mana-mana" saat krisis industri secara global.
Pelayaran belum dimulai kembali di banyak bagian dunia setelah terpukul dari pandemi virus corona, dengan beberapa wabah besar paling awal ditemukan di kapal pesiar.
Baca juga:Â Â Naik Kapal Pesiar Wajib Sudah Divaksinasi COVID-19
Singapura meluncurkan apa yang disebutnya "perjalanan pulang pergi" dengan kapal mewah pada November, yang tidak memiliki pelabuhan panggilan dan hanya berlangsung beberapa hari.
Singapura telah melngalami relatif sedikit kasus COVID-19 domestik sejak tahun lalu.
Kapal pesiar Singapura hanya terbuka untuk 5,7 juta penduduknya, yang tidak dapat meninggalkan negara kecil itu untuk bersantai dan memilih untuk kegiatan seperti "staycation" (berlibur di rumah atau mengunjungi area yang berada tak jauh dari lingkungan tempat tinggal) dan bahkan berkemah dalam ruangan.
Â
Kapal pesiar itu mencatat sekitar 120.000 penumpang, menurut Dewan Pariwisata Singapura, dan beroperasi dengan kapasitas lebih rendah, dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga:Â Mengenal Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII yang Digugat Perusahaan Singapura
Badan pariwisata pada Rabu 7 April mengatakan pihaknya menghitung bagian (operasi kapal pesiar) Singapura dari kapal pesiar global dengan menggunakan data dari Cruise Lines International Association (CLIA).
Beberapa kapal pesiar dari Karibia diperkirakan akan dilanjutkan mulai Juni sementara Pusat Pencegahan Penyakit AS telah mempertahankan pembatasan ketat untuk melanjutkan pelayaran dari Amerika Serikat.
Beberapa kapal pesiar telah beroperasi di beberapa bagian Eropa, Asia dan Pasifik Selatan, menurut Asosiasi Internasional Jalur Kapal Pesiar.