KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus melakukan monitoring secara berkala terkait rencana penerapan Travel Corridor Arrangement (TCA) atau Travel Bubble di Bali, Batam, dan Bintan (3B).
TCA atau travel bubble di 3B akan menjadi pilot project untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Tanah Air dalam rangka membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sempat terdampak pandemi.
Baca juga:Â Â Pelaku Ekraf Didorong Bangkitkan Sektor Pariwisata Bangka Barat
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, R. Kurleni Ukar, dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa 13 April 2021 menjelaskan, untuk menuju penerapan TCA di koridor 3B banyak tahapan yang harus diselesaikan.
Untuk itu perlu kolaborasi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga stakeholder pariwisata lainnya.
Di Kepri, tercatat ada dua zona yang akan disiapkan sebagai lokasi travel bubble yaitu Nongsa di Batam dan Lagoi di Bintan, Sedangkan di Bali ada tiga zona yang disiapkan, Ubud, Sanur, dan Nusa Dua.
“Menjelang penerapan TCA di 3B tersebut kami memonitor dan mengevaluasi setiap waktu. Untuk Bali, monitoring kami lakukan dua pekan sekali. Batam-Bintan satu pekan sekali. Di masing - masing daerah tersebut telah kami inisiasi terbentuknya kelompok kerja yang akan bekerjasama dengan kami menyiapkan laporan dan perkembangan terkait kesiapan dari hulu-hilir baik di sektor parekraf atau sektor pendukung jelang penerapan TCA,” katanya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima MNC Portal, Rabu (14/4/2021).
Kemudian, lanjut Kurleni Ukar, akselerasi vaksinasi di 3B tersebut menjadi hal yang perlu diperhatikan tidak hanya vaksinasi bagi pelaku parekraf saja tetapi juga masyarakat di zona tersebut, sehingga zona tersebut dapat menjadi zona dengan resiko pemularan yang rendah pada saat TCA diterapkan.
Baca juga:Â Â 5 Tempat Ngabuburit Asyik di Jakarta Selatan, Yuk Intip!
Selain vaksinasi, penerapan protokol 3M dan 3T tetap perlu dilakukan secara disiplin oleh semua lapisan masyarakat, agar pandemi bisa cepat terkendali.
“Sertifikasi CHSE juga akan terus dilakukan di 3B. Baik pada usaha pariwisata, produk, dan destinasinya. Namun ada beberapa usaha pendukung yang bukan ranah Kemenparekraf yang juga perlu menerapkan protokol kesehatan berbasis prinsip CHSE agar wisatawan merasa aman dan nyaman saat menggunakannya. Seperti pintu masuk wisatawan baik di bandara, terminal, stasiun. Kemudian moda transportasinya baik darat laut udara, itu jadi bagian penting. ” ujarnya.