PEMERINTAH Thailand memberlakukan pembatasan perjalanan dari India mulai Senin menyusul kekhawatiran atas kasus impor virus corona (Covid-19). Lebih banyak tempat di Bangkok ditutup ketika mendapat kecaman karena tidak menangani lonjakan kasus Covid-19 dengan baik.
Melansir Reuters, pemerintah telah memerintahkan taman, pusat kebugaran, bioskop, dan pusat penitipan anak di ibu kota negara itu untuk ditutup mulai 26 April hingga 9 Mei 2021 mendatang.
Undang-undang itu juga memberlakukan denda hingga 20.000 Baht atau setara Rp9,2 juta jika ditemukan masyarakat keluyuran tanpa mengenakan masker di tempat umum.
Namun tidak seperti tahun lalu, mal dan restoran tetap diizinkan untuk beroperasi dengan waktu tutup lebih awal.
Hal ini memicu kekhawatiran bahwa jumlah kelompok yang terinfeksi akan semakin cepat bertambah dan mendorong seruan pengunduran diri untuk menteri kesehatan Thailand.
Seorang profesor Pencegahan dan Pengobatan Sosial Universitas Chulalongkorn, Thira Woratanarat memperingatkan bahwa langkah menutup tempat dan kegiatan satu per satu tidaklah cukup.
Baca juga: Sudah Vaksin Covid-19? Ke Thailand Tak Lagi Perlu Karantina
Setiap orang kata dia, harus bersiap untuk kemunculan lebih banyak klaster terutama di tempat kerja, food court dan transportasi umum, dia memperingatkan dalam sebuah posting di Facebook.
Thailand telah berhasil menekan jumlah kasusnya menjadi lebih rendah daripada banyak negara, tetapi wabah terbaru telah mengakibatkan 57.508 infeksi dan 148 kematian hanya dalam waktu kurang dari 30 hari. Bahkan sebanyak 2.048 kasus baru dilaporkan pada Senin, di mana 901 di antaranya dari Bangkok.
"Mereka seharusnya tidak menunggu sampai ada wabah baru untuk membuat peraturan," kata Ungkana Kesornphud, pemilik jasa pijat di Bangkok.
Presiden Masyarakat Thoracic Thailand, Nithiphat Chiarakun, juga mendesak pemerintah untuk mengambil 'tindakan tegas' untuk menghentikan pergerakan orang secepat mungkin.
Sebuah petisi online di Change.org yang menyerukan pengunduran diri Menteri Kesehatan Anutin Charnvirankul telah mengumpulkan lebih dari 160.000 tanda tangan dalam dua hari. Di lain pihak Anutin tetap bersikeras tidak akan mengundurkan diri.