PERMUKAAN Laut Marmara di Turki telah tertutup lapisan lendir tebal seperti agar-agar selama enam bulan. Pencemaran berupa ingus laut itu menjadi ancaman bagi industri perikanan serta pariwisata Turki yang sudah terdampak COVID-19. Pemerintah diminta bertindak.
Ingus atau lendir laut muncul di Laut Marmara yang mengelilingi Istanbul dan memiliki tempat yang sangat penting dalam pariwisata Turki. Pencemarannya sudah pada tingkat mengkhawatirkan.
Ingus laut adalah zat mirip jeli yang dibentuk oleh perkembangbiakan berlebihan tumbuhan mikroskopis yang disebut fitoplankton, yang memungkinkan kehidupan biologis di laut.
Baca juga: Pesona Kota Kuno di Turki Mampu Menarik Banyak Wisawatan Meski Pandemi
Anadolu Agency melaporkan bahwa ingus laut telah ada di Laut Adriatik dan Mediterania sejak abad ke-18 dan sebagian besar menyebar di Laut Marmara selama musim dingin 2007-2008.
Dekan Fakultas Maritim Universitas Bandırma Onyedi Eylül Mustafa Sarı menjelaskan peran lendir di alam dan alasan pembentukannya.
“Peningkatan jumlah unsur seperti nitrogen dan fosfor di laut sebagian besar terkait dengan limbah domestik seperti limbah. Limbah domestik yang dibuang ke laut tanpa diolah meningkatkan beban nitrogen dan fosfor air laut. Ingus laut akibatnya. proliferasi berlebihan umumnya terlihat dari 5 meter (16 kaki) hingga kedalaman 25-30 meter," katanya seperti dilansir dari Daily Sabah, Kamis (6/5/2021).
Diperkirakan, jika tidak dilakukan tindakan pencegahan terhadap ingus laut, aktivitas pariwisata di Laut Marmara akan terpengaruh secara negatif. Salah satunya adalah aktivitas berenang di laut
Selain itu, makanan laut yang dapat terkena dampak ingus laut dapat mempengaruhi kesehatan manusia serta berkurangnya keanekaragaman hayati laut.
Baca juga: Miris, Kawasan Wisata Pantai Bintan Tercemar Limbah Oli
“Situasi yang diharapkan pertama dari ingus laut adalah mengendap di dasar laut. Setelah ingus laut melapisi dasar laut, ia mengakhiri semua kehidupan di laut. Tanpa oksigen, sejumlah besar kematian terjadi di dasar laut. Pada saat yang sama, ingus laut menyumbat insang ikan dan menyebabkan tenggelam,” kata Muharrem Balcı, dosen hidrobiologi di Universitas Istanbul kepada Demirören News Agency (DHA).
“Namun tren ini bersifat global. Seiring dengan meningkatnya efek pemanasan, beberapa kelompok khusus mikroorganisme beracun akan muncul bersama dengan ingus laut. Zat beracun ini mempengaruhi sebagian memancing lebih banyak dan lainnya," ujarnya.