TRAVELING ke Kediri tak lengkap rasanya bila tak mencicipi kuliner khas nasi pecel tumpang. Kuliner nasi pecel tumpang menjadi salah satu yang diminati masyarakat luar Kediri raya, di masa libur lebaran seperti saat ini.
Salah satu sentra pedagang nasi pecel tumpang terdapat di Jalan Dhoho, Kota Kediri, Jawa Timur. Di jalan yang terletak di pusat Kota Kediri ini berbagai pedagang pecel tumpang menjajakan dagangannya, mencoba mengais rejeki dari pembeli di tengah larangan mudik oleh pemerintah.
Salah seorang pedagang pecel tumpang Tinung mengatakan, lebaran Idul Fitri tahun menjadi momen kebangkitannya dan rekan - rekan penjual pecel tumpang yang kerap berjualan di Jalan Dhoho, Kota Kediri. Bagaimana tidak, tahun lalu adanya PSBB di sejumlah daerah imbas adanya pandemi Covid-19 membuatnya tak memiliki penghasilan.
"Memang masih sepi, tapi ini sudah mending 50 persen ada omzet dibandingkan tahun lalu. Tahun kemarin nggak boleh buka, mau jualan buka pun juga percuma, nggak ada yang beli," ucap Tinung ditemui MNC Portal Indonesia, pada Sabtu 15 Mei 2021.
Tinung menerangkan, omzet penjualannya mulai naik sejak beberapa hari terakhir sebelum lebaran Idul Fitri tiba. Meski demikian, adanya pandemi Covid-19 dengan sejumlah aturan larangan mobilisasi orang, membuat para pembeli dari luar daerah berkurang.
"Sekarang omzetnya 50 persen lah dibandingkan tahun lalu, cuma memang turun tajam. Sebelum covid-19 kita bisa jualan tiga kilogram (pecel dan sambal tumpang), sekarang dua kilogram sudah ngoyo, belum tentu itu pun habis. Makanya daripada rugi kita kurangi jadi dua kilogram, dari sebelumnya tiga kilogram," terang Tinung.
"Penghasilannya belum normal, dulu kalau sebelum pandemi bisa Rp700 ribu semalam, kalau tiga kilogram. Kalau sekarang Covid gitu dapat Rp300 ribu sudah ngoyo, sudah bagus," tambah perempuan 56 tahun ini.
Kini rata-rata hanya 100 porsi yang bisa dijualnya dalam sehari, hal ini dikatakannya berbeda jauh bila sebelum pandemi Covid-19 yang bisa terjual hingga 300 porsi per harinya.
Tinung dibantu suaminya Sunarto berjualan di trotoar Jalan Dhoho di depan pertokoan yang tutup. Ia telah berjualan selama 20 tahun bersama sang suami. Mereka membuka dagangannya biasanya sejak pukul 19.00 WIB hingga menjelang dini hari.
Dengan variasi lauk yang banyak dan harga per porsinya yang terjangkau sebesar Rp8 ribu menjadikan pecel Bu Tinung ini salah satu langganan pembeli yang ada di Jalan Dhoho. "Per porsi dijual Rp8 ribu, tapi tergantung juga ada yang beli Rp5 ribu, Rp7 ribu ya kita layani, kalau untuk lauknya itu mulai Rp1.000 sampai Rp7 ribu, biasanya yang Rp7 ribu itu daging ikan," ungkap Tinung.
Seorang pembeli asal Trenggalek Endah mengaku jika ke Kediri kerap kali mampir untuk menyempatkan membeli pecel tumpang yang ada di sekitar kawasan Jalan Dhoho. "Khasnya Kediri sini kan nasi pecel tumpangnya yang khas rasanya. Jadi kalau ke Kediri dari saudara keluarga ya biasanya mampir sini," tuturnya.
Sementara itu seorang warga Sidoarjo Rani juga menyatakan, setiap pulang kampung ke Kediri selalu menyempatkan membeli pecel tumpang di kawasan Jalan Dhoho. Menurutnya jika ke Kediri belum mencicipi nasi tumpang dianggap kurang afdol.
"Kalau waktu pulang ke Kediri ini pasti mampir ke sini. Apalagi keluarga besar rumahnya dekat sini. Kalau ke Kediri belum makan nasi pecel tumpang, kayak belum pulang ke Kediri, makanan khasnya kan ini," ucap perempuan yang datang bersama keluarganya ini.
Tampak memang di kawasan Jalan Dhoho, Kediri, sejumlah orang dari luar kota Kediri berburu kuliner khas Kediri ini. Mereka datang dari beberapa daerah di Jawa Timur dan daerah lain di hari lebaran Idul Fitri.
Meski diminati masyarakat Kediri dan luar daerah, Tinung dan Narto harus pasrah bila petugas gabungan Satgas Covid-19 Kota Kediri menutup Jalan Dhoho, imbas adanya kerumunan di pusat perbelanjaan yang terdapat di sana. Penutupan ini pun berimbas langsung terhadap pendapatannya, dan para pedagang kecil lainnya yang kerap menjajakan dagangannya di jalan pusat bisnis di Kota Kediri ini.