PERUBAHAN iklim tak dipungkiri menjadi salah satu tantangan besar bagi umat manusia di dunia modern. Namun, tahukah Anda jika keberhasilan spesies kita justru sebagian disebabkan oleh peristiwa perubahan iklim yang terjadi secara alami?
Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan di South African Archaeological Bulletin mempelajari kulit telur burung unta purba dari situs zaman batu pertengahan di Peternakan Bundu, di wilayah Karoo atas Provinsi Northern Cape, Afrika Selatan.
Tujuannya untuk mengungkapkan bahwa manusia purba yang tinggal di wilayah tersebut 250-350 ribu tahun silam hidup di daerah padang rumput yang basah dan subur.
Peristiwa perubahan iklim ini menyebabkan wilayah tersebut menjadi lebih dingin dan lebih basah dalam periode waktu yang terkait dengan kemunculan paling awal komunitas dengan tanda genetik Homo Sapiens atau manusia modern.
Baca juga: Bentuknya seperti Tulang, Benda Ini Ternyata Alat Musik Berusia 8.500 Tahun
Dr. Alex Pryor dan Philip Kiberd, dari Universitas Exeter, mempelajari isotop dan asam amino kulit telur burung unta di Peternakan Bundu untuk mengungkap lebih banyak tentang periode kritis dalam sejarah umat manusia ini.
Cangkang burung unta berlimpah di area penggalian, dan data isotopnya memberi tahu kita banyak hal yang bisa dipelajari. Setelah sebagian kecil kulit telur digiling menjadi bubuk, para ahli dapat menganalisisnya dan mendapat informasi lebih lanjut tentang iklim dan lingkungan.
Karena burung unta lebih suka memakan daun semak dan rerumputan segar, para ilmuwan dapat memelajari pola makan mereka dengan menganalisis komposisi kulit telur mereka, dan dengan demikian mempelajari iklim masa lalu.
Namun, informasi yang ditemukan di kulit telur burung unta hanya memberikan detail tentang waktu singkat telur diletakkan selama musim kawin.