PARA pelaku wisata di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, berharap kompleks Candi Arjuna segera dibuka kembali bagi wisatawan dengan prokes ketat.
"Kami sebetulnya berharap Candi Arjuna bisa segera dibuka kembali meskipun harus dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Tapi bagaimana lagi, kami harus mengikuti aturan," kata Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi.
Ia mengaku terkejut ketika mendapatkan informasi jika penutupan kompleks Candi Arjuna di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, diperpanjang hingga tanggal 2 Agustus 2021.
Padahal, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah akan memberikan kelonggaran atau relaksasi dengan melakukan pembukaan secara bertahap mulai tanggal 26 Juli atau pasca-Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang hingga 25 Juli 2021.
"Kami juga kaget sih, kami sebetulnya berharap setelah minggu ini bisa dibuka. Kemarin juga banyak yang tanya 'mulai dibuka ya', kami katakan 'kemungkinan setelah minggu ini', tapi ternyata setelah melihat berita tadi pagi, ternyata diundur lagi," ucapnya menegaskan.
Baca juga: PPKM Level 4, Wisata Candi Arjuna Ditutup hingga 2 Agustus 2021
(Foto: Okezone.com/Bayu Kurniawan)
Disinggung mengenai pelaksanaan Dieng Culture Festival (DCF) 2021, Alif mengatakan pihaknya kemungkinan masih akan menggelar ajang tersebut secara virtual seperti DCF 2020 meskipun persiapannya molor.
Ia mengakui penyelenggaraan DCF 2020 secara virtual tidak memberikan nilai komersial bagi penyelenggara maupun masyarakat sekitar Dieng.
"Bahkan, tahun kemarin kas kami dihabiskan semua dengan harapan tahun ini bisa digelar secara langsung seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi ternyata tahun ini seperti ini lagi dan pada akhirnya kas kami sangat tipis, sehingga sangat berat jika ajang tersebut digelar seperti biasa," terangnya.
Ia mengatakan jika agenda wisata tahunan tersebut tetap digelar, kemungkinan secara virtual dan sederhana agar ajang untuk melestarikan budaya dapat tetap dijalankan.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan mengurangi kegiatan pendukung yang biasa digelar untuk mengiringi ritual pemotongan rambut gimbal yang merupakan acara inti DCF.