AUSTRALIA berharap sejumlah gelembung perjalanan bebas karantina atau travel bubble terbuka kembali pada 2022, setelah target vaksinasi COVID-19 80 persen penduduk di negara itu tercapai.
"Tiga hingga empat bulan ke depan akan menjadi cobaan bagi kita semua tetapi masih ada sinar matahari yang kuat. Begitu kami mencapai tingkat (vaksinasi) 80 persen itu pada Natal, kami akan dapat berbelok ke tikungan,” kata Menteri Pariwisata Australia Dan Tehan seperti dilansir dari News.com.au, Senin (16/8/2021).
 Baca juga: COVID-19 Menggila, Selandia Baru-Australia Hentikan Travel Bubble
Tehan mengakui pukulan berat pariwisata lokal telah terjadi dalam 18 bulan terakhir, dengan banyak bisnis terpaksa bergantung pada paket bantuan untuk tetap bertahan. “Saat ini pariwisata sama sulitnya dengan sebelumnya,'' kata Tehan.
“Paket bantuan bisnis memberikan dukungan, tetapi tidak mengalir ke daerah-daerah di luar lockdown mereka merasakan efek riaknya, kami harus memberikan dukungan.”
Â
Tehan mengatakan beberapa negara tertarik membuka travel bubble jika kasus COVID-19 turun dan target vaksinasi terpenuhi. Misalnya Selandia Baru dan Singapura.
Baca juga:Â Â Sydney Lockdown, Maskapai Ini Berhentikan 2.500 Karyawannya
"Jelas Selandia Baru yang kami tempatkan berhasil bekerja dengan sukses. Kepulauan Pasifik dan Singapura sangat ingin kami melakukan bubble dan saya telah berkomitmen untuk menyelesaikannya. Amerika Serikat sangat tertarik untuk terlibat dengan kami, kami akan bisa mendapatkan mereka gelembung di tempat. Tetapi pada akhirnya itu akan tergantung pada bagaimana negara-negara menghadapi virus covid.”
Terlepas dari wabah varian Delta, Inggris saat ini menempatkan Australia dalam "daftar hijau". Mereka yang diberikan pengecualian untuk bepergian harus dinyatakan negatif Covid tiga hari sebelum kedatangan. Wisatawan juga perlu memesan dan membayar tes covid dua hari sekali di dalam dan juga melapor ke pihak berwenang dengan formulir pencari penumpang.