BANYAK peninggalan pemerintah kolonial Belanda selama bercokol di Indonesia. Salah satunya Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Sebelum dikenal sebagai waduk, kawasan ini ialaha perkampungan dan area persawahan di tanah rendah dengan dikelilingi pegunungan.
Perkampungan tersebut seringkali terendam air kala musim hujan tiba, sehingga warga yang tinggal di kawasan tersebut bermigrasi ke perkampungan di sekitarnya.
Belanda pun memanfaatkan air di tanah rendah yang kini menjadi Rawa Jombor itu sebagai irigasi lahan-lahan yang ditanami tebu pabrik gula Manisharjo di Kecamatan Pedan.
Akan tetapi, air tak bisa disalurkan lantaran terhalang bukit. Pemerintah kolonial memulai proyek pembangunan terowongan menembus perbukitan yang dikenal dengan nama Gunung Pegat.
“Itu mau digunakan untuk irigasi tidak bisa karena ada gunung. Kemudian Belanda mengadakan rapat untuk menerobos bikin terowongan. Tiga tahun harus klir,” kata salah satu warga Desa Krakitan, Kadarjo (81), melansir laman Solopos, Sabtu (18/9/2021).
Baca juga:Â Misteri Mata Air Peninggalan Belanda, Saksi Bisu Pernikahan Ratu Juliana Juliana
Proses pembangunan diperkirakan selesai pada 1924. Panjang terowongan itu sekitar 1,5 km menembus perut bukit di tiga desa yakni Desa Krakitan, Desa Krikilan, serta Desa Jotangan, Kecamatan Bayat.
Setelah proyek pembangunan rampung, air dari Rawa Jombor bisa dialirkan ke berbagai wilayah seperti di Kecamatan Pedan dan Cawas.
“Untuk membangun dengan diledakkan menggunakan dinamit. Dulu ada lori untuk mengeluarkan batu-batu dari dalam terowongan,” tuturnya.
Di antara terowongan menembus Gunung Pegat, ada rongga udara yang disebut sumur oleh warga setempat.
Sebutan itu diberikan tak lain lantaran bentuk rongga udara berupa sumur raksasa dengan mulut sumur ada yang berbentuk lingkaran ada pula yang berbentuk kotak.
Baca juga:Â Bella Vista, Bangunan Tua Warisan Belanda Saksi Kewibawaan Soekarno di Kota Malang
Salah satu sumur berada di Desa Jotangan dengan diameter sekitar 10 meter dan kedalaman diperkirakan mencapai 15 meter hingga mencapai saluran air di dasarnya.
Kendati telah berusia seabad, terowongan itu masih kokoh dan berfungsi untuk mengalirkan air dari Rawa Jombor.
Follow Berita Okezone di Google News