BADAN Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) menerima lebih dari 2.500 laporan perilaku nakal penumpang di maskapai penerbangan Amerika sejak awal 2021. Lebih dari dua kali lipat jumlah yang tercatat pada 2019 dan 2020.
Gambar dan video viral di media sosial menunjukkan penumpang nakal diamankan di kursi mereka dengan pita abu-abu, memicu perdebatan besar tentang langkah aman yang dilakukan saat pesawat masih di udara.
Banyak yang menyoroti masalah keamanan terkait mengikat seseorang dengan benar jika keadaan darurat. Namun, banyak yang berpendapat lakban diperlukan untuk mengendalikan perilaku seseorang sampai pesawat dapat mendarat dengan selamat.
 Baca juga: Keluarkan Penumpang Nakal dari Penerbangan, Pesawat Ini Pilih Mendarat Darurat
"Lakban memang bukan prosedur standar. Anggota kru telah dilatih untuk melindungi diri mereka sendiri dan penumpang dengan segala cara. Mereka menjalani praktik ketat untuk memastikan cara terbaik," kata Nas Lewis, seorang pramugari dan pendiri kelompok sumber daya kesehatan mental th'AIR'apy dalam wawancara dengan Insider.
Namun, seorang pramugari berbasis di Chicago, yang tidak ingin disebutkan namanya justru lebih percaya lakban adalah solusi terakhir.
Â
Dia menjelaskan bagaimana staf pesawat dilatih untuk menggunakan dasi dan selotip, namun de-eskalasi selalu menjadi prioritas pertama untuk melihat apakah situasinya dapat diselesaikan dengan cara damai.
Jika perilaku penumpang kelewat batas, maka staf dapat menggunakan dasi zip atau bahkan ekstensi sabuk pengaman untuk menahan penumpang tetap di kursi.
Baca juga:Â Pramugari Kunci Penumpang di Toilet karena Bikin Onar dalam Pesawat
"Selotip memang pelanggaran besar menurut saya, namun karena masalah keamanan harus dijadikan solusi terakhir," katanya seperti dilansir dari LAD Bible, Rabu (15/12/2021).
Terkait staf yang mengamankan penumpang dengan lakban pada situasi darurat, bahkan menjadi dua berita utama dalam beberapa bulan terakhir.
Seperti seorang wanita yang ditahan secara paksa dalam penerbangan American Airlines dari Dallas Fort Worth, Texas ke Charlotte, North Carolina pada Juli 2021.