WARAK Ngendog merupakan istilah yang cukup populer di kalangan masyarakat Semarang, Jawa Tengah. Warak Ngendog ialah mainan anak-anak yang lazim dijual saat megengan atau pasar malam/dugderan menjelang bulan suci Ramadhan.
Mengutip laman Pemprov Yogyakarta, Warak Ngendog digambarkan memiliki bentuk fisiknya adalah hewan berkaki empat dengan leher panjang, berbulu keriting (bisa juga lurus atau acak-acakan) dengan aneka warna khususnya merah, putih, kuning, hijau dengan sudut-sudut tubuh dan kepala yang lurus.
Lantas mengapa disebut ngendog (bertelur)? Ya, karena terkadang ditaruh sebutir telur di bawah ekornya yang lurus atau di sela-sela empat kakinya.
Di sini muncul interpretasi eksistensi makhluk imajiner ini dengan keragaman penduduk Kota Semarang pada khususnya. Bentuk fisik Warak Ngendog ini ada yang digambarkan seperti kambing, kuda, kerbau, barongsai atau bahkan badan anjing.
Baca juga:Â Legenda Orang Bati, Manusia Kelelawar Misterius yang Sangat Mengerikan
(Foto: Instagram/@r_d_y05)
Sementara kepalanya ada yang menyerupai kepala kambing, naga jawa, naga cina, dan sebagainya. Bulu-bulunya juga punya banyak versi, ada yang keriting, lurus, berombak maupun bersisik.
Adapun asal usul Warak Ngendog aslinya memang hanya berupa mainan anak-anak dengan wujud hewan. Jika dibandingkan dengan bentuk Warak Ngendhg yang ada sekarang ini, Warak Ngendog yang asli terbuat dari gabus tanaman mangrove, dan bentuk sudutnya lurus.
Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan akulturasi atau persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang yaitu etnis China, Arab dan etnis Jawa. Adapun makna fisiknya adalah sebagai berikut: