DINAS Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyebut, isu tentang varian Covid-19, Omicron, menghambat pelaksanaan travel bubble di kawasan pariwisata berskala internasional Nongsa, Kota Batam dan Lagoi, Kabupaten Bintan.
Kadispar Kepri, Buralimar berpendapat, isu travel bubble atau gelembung perjalanan wisata dari Singapura ke kawasan pariwisata di Nongsa dan Lagoi, terlalu dibesar-besarkan.
Kondisi itu, menurut dia tidak baik untuk pelaksanaan travel bubble yang sudah direncanakan sejak 1,5 tahun lalu.
"Saya sudah sampaikan kepada publik, bahkan di program berita televisi nasional bahwa isu Omicron tidak perlu dibesar-besarkan karena kita baru ingin merintis sektor pariwisata yang sudah direncanakan sejak 1,5 tahun lalu. Isu ini sudah mengarah pada rasa takut, yang dapat mematikan usaha pariwisata," paparnya.
Kondisi Kepri, terutama Batam dan Bintan jauh lebih baik dibanding pertengahan tahun 2021. Kasus aktif Covid-19 di Batam hanya 38 orang, dan Bintan tujuh orang. Kedua daerah ditetapkan sebagai Zona Kuning.
Lima orang warga Batam yang terinfeksi Covid-19, berdasarkan data Dinas Kesehatan, tanpa gejala. "Artinya, kondisi Covid-19 pada dua daerah relatif terkendali," ucapnya.
Dirinya berharap isu Omicron tidak dibesar-besarkan kembali, karena protokol kesehatan dan prosedur kenyamanan di kawasan pariwisata sudah disiapkan.
Seluruh wisatawan berada di zona yang aman dan nyaman. Begitu pula karyawan perusahaan pariwisata, sudah dilatih untuk menerapkan protokol kesehatan tanpa membuat wisatawan panik. Warga atau wisatawan lokal yang berkunjung di lokasi pariwisata tersebut tidak berbaur dengan wisatawan.