SEORANG wanita yang suaminya meninggal dalam penerbangan pesawat Malaysia Airlines MH370 percaya bahwa hilangnya pesawat misterius tersebut pembunuhan, bukan kegagalan mekanis.
Wanita bernama Danica Weeks membuat tuduhan itu hampir delapan tahun setelah penerbangan Malaysia Airlines MH370 menghilang. Pesawat yang membawa 238 penumpang termasuk Paul, suami Week saat itu, tidak pernah ditemukan sejak 8 Maret 2014.
"Saya sangat gigih mengatakan itu bukan pilotnya. Tapi sekarang saya tidak percaya itu setelah hampir delapan tahun (sejak menghilang) dan tiga tahun mencari (pesawat oleh pihak berwenang),” kata Weeks seperti dilansir dari News.com.au, Selasa (22/2/2022).
 BACA JUGA: Insinyur Inggris Ungkap Teori Baru Lenyapnya MH370, Pilot Sengaja Sandera Penumpang?
“Saya tidak pernah percaya itu adalah pilotnya. Sayangnya, Richard Godfrey mengatakan bahwa dia percaya dengan poin ini bahwa pilot memegang kendali. Dan lihat, masuk akal bahwa kami telah mencari pesawat hantu, belum menemukannya. Jadi mungkin kita harus melangkah maju dan … mencari atas dasar itu sekarang.”
Â
Berduka atas hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 (Reuters)
Weeks kini memiliki suami baru. Dia mengatakan titik baliknya adalah analisis dari insinyur luar angkasa Inggris Richard Godfrey yang diterbitkan akhir tahun lalu.
Wanita itu percaya, Godfrey telah mengidentifikasi tempat peristirahatan terakhir yang paling mungkin dari pesawat dan menemukan bukti 22 menit yang hilang ketika pesawat terbang berputar-putar.
Teori pembunuhan ini muncul setelah analisis menggunakan teknologi Weak Signal Propagation Reporter. Alat ini merupakan gelombang radio tak terlihat dan mirip dengan kabel trip yang merekam apa pun yang melewati gelombang.
Namun, para ahli telah menyatakan keraguan serius apakah data historis WSPR dapat digunakan untuk melacak MH370.
 BACA JUGA: Intip Teknologi Baru untuk Memecahkan Misteri Hilangnya Malaysia Airlines MH370
Data dari WSPR diperiksa dengan set data satelit untuk menempatkan pesawat 1933km ke barat Perth di Samudra Hindia Selatan, di area dengan kedalaman 4000m.
Laporan Godfrey mengklaim, pesawat itu harus beristirahat sekitar 4 km di bawah laut di wilayah pegunungan di selatan Samudra Hindia.
Biro Keselamatan Transportasi Australia menggambarkan Godfrey sebagai "kredibel" tetapi belum meluncurkan penyelidikan baru.
“ATSB mengetahui pekerjaan Richard Godfrey dan mengakui bahwa dia adalah pakar yang kredibel tentang masalah MH370, tetapi ATSB tidak memiliki keahlian teknis untuk meninjau jalur penerbangan MH370.”
“Dengan demikian, ATSB tidak dapat menawarkan penilaian validitas pekerjaan Godfrey menggunakan data WSPR,” kata Komisaris Utama ATSB Angus Mitchell dalam sebuah pernyataan.