UJUNG Batu, begitu masyarakat sekitar menyebutnya, berada di kawasan Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat yang disebut Presiden Joko Widodo sebagai kepingan surga yang jatuh ke bumi saat berkunjung ke daerah itu.
Kawasan Mandeh berada di sebuah teluk di Kabupaten Pesisir Selatan memiliki keindahan alam yang memukau. Cantik memesona tiada Tara, anggun bak seorang puteri.
Ujung Batu merupakan akses melihat Mandeh secara langsung. Di daerah itu dengan gamblang dan tanpa ada keraguan orang bisa menikmati pesona bahari yang menakjubkan.
 BACA JUGA: 5 Spot Instagramable di Puncak Mandeh, Raja Ampatnya Sumbar
Apalagi Mandeh merupakan pahatan maha sempurna anugerah Sang maha Kuasa pemilik semesta di pantai Barat Sumatera. Wajar, jika pada ajang Anugerah Pariwisata Indonesia (API) Mandeh didaulat sebagai Surga Tersembunyi.
Saat berada di Ujung Batu semburat energi positif terasa memancar dari damainya Mandeh. Menguar, membaluri segenap jiwa.
"Penamaan Ujung Batu berasal dari nelayan setempat. Sesuai namanya, di situ terdapat sebuah batu yang menjorok ke laut. Berdiri kokoh melindungi nelayan Mandeh dari terjangan badai," ungkap Zainal (54), salah seorang warga sekitar.
Â
Puncak Mandeh (Okezone.com/Rus Akbar)
Laut di sekitarnya tenang. Ramah menyapa nelayan yang memasuki halamannya. Jaraknya pun dengan daratan dekat, hanya terpaut beberapa puluh meter saja dan menjadikannya mudah diakses. Ia relatif aman bagi nelayan untuk menambatkan perahunya.
Ujung Batu tidak hanya menjamu nelayan saat badai tiba, tapi juga bagi pengendara. Daratannya kerap dijadikan sebagai pesangrahan. Decak kagum tamu memandang hamparan laut biru bak permadani di Teluk Mandeh itu membuat puas.
Posisi Ujung Batu cukup strategis. Hanya berjarak sekitar 0,5 mil laut dari Pulau Setan, salah satu destinasi utama di kawasan Mandeh.
Bahkan juga tak berjarak jauh dari Pulau Cubadak, sebuah pulau yang terdapat di kawasan Mandeh yang dikelola penanam modal asing sebagai destinasi wisata ekslusif berskala internasional.
Sedangkan dari Carocok Kecamatan Koto XI Tarusan Ujung Batu dapat ditempuh dengan waktu hanya sekitar 10 menit saja, persis diantara Kilometer 55 dan 54 atau menjelang Nagari Mandeh.
 BACA JUGA: Sandiaga Uno Dukung Pengembangan KEK Mandeh di Sumbar
Saksi Perang Dunia II
Â
Ujung Batu pernah menjadi saksi ganasnya Perang Dunia ke-II. Perang yang disulut Jepang melalui kegagalan pasukan Kamikaze menjalankan ambisi negara Matahari Terbit menguasai dunia.
Â
Tentara Kaisar Hirohito itu gagal menguasai pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawai. Sebuah kawasan yang merupakan batas antara Samudera Pasifik dan Atlantik.
Tak berapa jauh dari situ, di bawah lautnya yang biru tersimpan monumen Perang Dunia ke-II. Sebuah kapal dagang Belanda yang karam dihantam meriam Jepang. Ujung Batu saksi bisu peristiwa itu.
Kapal itu gagal ke tujuan akhirnya, Teluk Bayur. Pelabuhan yang dulu bernama Emma Haven. Satu-satunya pelabuhan buatan Belanda yang memakai nama Sang Ratu Negeri Kincir Angin itu.
NV. Boeloengan terseok sebelum kandas di perairan Mandeh. Tak ada yang mampu menyelamatkannya. Seluruh muatannya tumpah, hanyut terseret derasnya arus bawah laut.
Bangkai kapal itu kini menjadi salah satu daya tarik sendiri. Memacu adrenalin bagi pecinta olahraga selam. Puing-puing besi itu seperti mengajak mereka ke peristiwa masa lalu ketika perang berlangsung.