MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mendukung pariwisata berkelanjutan yang saat ini memang sedang digencarkan pemerintah.
Hal itu semata-mata bertujuan menjaga keberlanjutan pariwisata di Tanah Air, terlebih pasca-pandemi Covid-19.
Menurut Sandi, terdapat banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka mendukung pariwisata berkelanjutan. Salah satunya yakni melalui penanaman bibit bakau.
"Kita melakukan langkah besar menuju pariwisata yang berkelanjutan. Dengan menanam 40 ribu mangrove. Ini adalah tatanan ekonomi baru yang kita coba hadirkan pasca-pandemi," kata Sandiaga pada kegiatan bertajuk 'Pariwisata Berkelanjutan Melalui Penanaman 40 ribu Mangrove untuk Penyerapan Emisi' di Nusa Dua, Bali.
Mantan Wagub DKI Jakarta itu menjelaskan, pariwisata berkelanjutan ialah salah satu fokus utama pemerintah guna memastikan pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab dengan tetap memerhatikan sekaligus memelihara keberlangsungan ekosistem lingkungan.
"Pariwisata itu tidak seperti dulu, berbasis kuantitas, tapi saat ini kita menuju pariwisata yang mengurangi emisi, bertanggung jawab dan ini merupakan bagian dari kebangkitan ekonomi," sambungnya.
Dikatakan Sandi, pariwisata berkelanjutan bermanfaat menyerap banyak tenaga kerja sehingga mendorong kebangkitan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Mudah-mudahan upaya kita tepat sasaran mengurangi emisi karbon, tepat manfaat demi lingkungan yang lebih baik ke depan dan tepat waktu. Karena isu yang akan diangkat G20 adalah perubahan iklim," tuturnya.
Sandiaga mengatakan, penanaman bibit bakau dipusatkan di Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng. Penanaman ini merupakan gerakan terbesar karena ini akan menjadi single site penanaman mangrove terbesar mengusung konsep pariwisata berkelanjutan serta melibatkan peran serta masyarakat sekitar.
Ia lantas memuji penanaman bibit bakau yang diinisiasi Traveloka bertajuk #PahlawanPohon yang bekerja sama dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia, Mangrove Nusantara (MATA), serta didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Penanaman 40.000 bibit bakau ini dilakukan di area tanam seluas 12,5 hektare di hutan mangrove di Kecamatan Gerokgak.
Hal itu menurutnya, telah sejalan dengan strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan iklim yang ditargetkan pemerintah untuk tercapai pada 2050. Hasil penanaman bakau ini diharapkan mampu mengurangi hingga 4,45 juta kilogram emisi karbon dioksida (CO2).