MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno berharap wisatawan mancanegara (wisman) asal Timor Leste dapat meningkatkan pengeluaran (spending) ketika mengunjungi berbagai wilayah di Republik Indonesia (RI).
"Jika dilihat dari spending wisatawan Timor Leste memang tidak berdampak secara signifikan, hanya sekitar 187,71 dolar AS per kunjungan atau USD31,34 per-hari," katanya saat bertemu Duta Besar (Dubes) RI untuk Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Okto Dorinus Manik.
Para wisman dari Timor Leste disarankan untuk membeli produk-produk ekonomi kreatif dari Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan kawasan perbatasan agar semakin memperkuat ekonomi nasional.
Kendati demikian, begitu, kata dia, jumlah pelancong Timor Leste yang berkunjung ke Indonesia cukup banyak. Pada tahun 2020 mencapai lebih dari satu juta wisatawan.

Dalam kesempatan yang sama, ia menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) pariwisata antarkedua negara yang berisi tentang joint promotion dan peningkatan kapasitas maupun kompetensi sumber daya manusia.
Berbagai kegiatan disinergikan dalam rangka mendongkrak ekonomi dan menciptakan lapangan kerja lebih luas bagi kedua negara, seperti Festival Perbatasan antara NTT dengan Timor Leste.
“Dukungan di sekitar border, kalau ada Festival Perbatasan kan menarik, sehingga tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan, juga produk ekonomi kreatif kita,” sebutnya.
Sandiaga memertimbangkan pula pemberian visa kunjungan saat kedatangan (VoA) untuk wisman Timor Leste, terutama ke Provinsi Bali dan NTT, sebagaimana permintaan Dubes Okto Dorinus.