PERKEMBANGAN agama Islam di Indonesia kerap ditandai oleh sejumlah bangunan bersejarah di tiap wilayahnya. Hal itu juga sebagaimana yang terjadi di puncak Salabose, Kecamatan Banggar, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Salah satu saksi bisu sejarah peradaban Islam di wilayah basis Suku Mandar itu adalah Masjid Syekh Abdul Mannan, yang didirkan oleh seorang ulama bernama serupa dengan bangunan berusia 400 tahun lebih itu.
BACA JUGA: Kemegahan Masjid Kubah Emas, Ikon Wisata Religi di Depok
Konon masjid tersebut dibangun hanya bermodalkan putih telur sebagai perekat dari bebatuan dindingnya dan masih kokoh hingga kini.
Sejarah Masjid
Masjid ini dibangun oleh Syekh Abdul Mannan. Menurut sejarah, beliau tiba di Kerajaan Banggae saat masa pemerintahan raja ketiganya yang bernamw Daeng Ta di Masigi. Saat itu, Kerajaan Banggae masih menganut agama Hindu, terbukti dengan banyaknya bebatuan yang menjulang tinggi bagian utara puncak Salabose.
Warga setempat percaya bahwa bebatuan itu adalah tempat menyembah. Hal ini karena dulunya terdapat patung yang diyakini sebagai patung yang disembah saat Kerajaan Banggae belum menganut Islam. Patung agama Hindu itu pun disimpan oleh salah satu warga dan fotonya ada di Museum Mandar Majene.
Menurut Muhammad Gaus, imam besar Masjid Syekh Abdul Mannan yang merupakan keturunan langsung sang ulama, leluhurnya itu menikah dengan wanita bernama Besse yang merupakan keluarga dari Tomakaka Salabose, klan terpandang di wilayah Kerajaan Banggae. Dalam upaya nya menyebarkan ajaran Islam, Syek Abdul Mannan pun membangun masjid yang diyakini sebagai masjid pertama di Majene.
BACA JUGA: Mengenal Masjid Klenteng, Akulturasi Budaya Lambang Toleransi Salatiga
“Masjid ini adalah masjid Kerajaan Banggae. Saya lihat di lontar, pada tahun 1608 itu peresmian agama Islam sebagai agama kerajaan karena sebelumnya adalah agama Hindu,” kata Gaus seperti dikutip dari mandarnews.com, Senin (11/4/2022).
Keindahan Keunikan Arsitektur Bangunan
Seperti yang telah disebutkan, Masjid Syekh Abdul Mannan kabarnya dibangun ‘hanya’ dengan bermodalkan putih telur sebagai perekat dinding. Dan secara arsitektur memang masjid ini tampak sangat sederhana.
Follow Berita Okezone di Google News