DINAS Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata Kota Surabaya menilai Festival Rujak Uleg yang bakal digelar pada Minggu, 22 Mei 2022 mendatang menjadi momentum menghidupkan kota tua di Kota Pahlawan, Jatim.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya, Wiwiek Widayati mengungkapkan, Festival Rujak Uleg di Jalan Kembang Jepun, Surabaya yang sudah vakum selama dua tahun akibat pandemi ini akan diikuti oleh sekitar 780-an peserta dengan melibatkan UMKM Rujak Cingur dan makanan serta minuman.
"Salah satu yang berbeda dari Rujak Uleg kali ini adalah digelar pada malam hari, suasananya biar lebih romantis juga," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya, Wiwiek Widayati.

Selain itu kata dia, selama ini Rujak Uleg itu sudah pernah digelar pada pagi hari. Bahkan, pada sore hari juga sudah pernah digelar di tahun-tahun sebelumnya. Makanya, pada tahun ini Rujak Uleg itu digelar pada malam hari supaya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Menurut dia, yang paling penting dari acara Rujak Uleg pada malam hari karena DKKORP punya konsep besar untuk juga membranding kota tua yang ada di Surabaya Utara itu, terutama di wilayah Kya-Kya.
Jadi, kata dia, wilayah itu kita akan hidupkan lagi ke depannya, sehingga Festival Rujak Uleg ini akan jadi momentum dan trigger untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut. Apalagi di tempat itu kalau pagi dan siang sudah hidup, sehingga malamnya dihidupkan kembali.
Selain itu, dengan adanya Festival Rujak Uleg ini, pemkot juga ingin memperkuat upaya pelestarian rujak cingur yang merupakan salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) asal Surabaya. Makanya, kata dia, Festival Rujak Uleg ini selalu masuk dalam serangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) setiap tahunnya.
"Karena rujak cingur sudah kami ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, maka kami lestarikan setiap tahunnya," ujar dia.