KEMENTERIAN Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program Carbon Foot Print Calculator (CFPC) sebagai upaya dalam menyeimbangkan nilai emisi yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata, dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim.
Menurut data dari Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia, sektor pariwisata menyumbang 50 persen emisi dunia.
 BACA JUGA: Rangking Indeks Pariwisata Indonesia Naik di Tengah COVID-19, Sandiaga Ungkap Dampak Positif
"Banyak negara yang sudah melakukan standarisasi pemakaian energi dan jejak karbon di semua industri oleh karena itu kita harus bergerak cepat," kata Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin (30/5/2022).
Â
Carbon Foot Print Calculator (CFPC) ini juga sebuah upaya untuk menyerap jejak karbon yang dihasilkan industri pariwisata demi membantu mencegah dampak buruk pada iklim. Dan carbon calculator itu digunakan untuk menghitung berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas seorang wisatawan di tempat destinasi yang dituju.
 BACA JUGA: Ranking Indeks Pariwisata Indonesia Naik Nomor 8 di Asia Pasifik, Sandiaga: Alhamdulillah
Sandi memberi contoh, misalnya seseorang berada di New York kemudian ingin mengunjungi temannya di Bali. Perjalanan ke Bali dilakukan menggunakan pesawat kelas ekonomi, sehingga orang tersebut harus menanam pohon sebanyak 20.
"Nanti wisatawan itu diberikan opsi seperti menanam mangrove mungkin di Desa Wisata Pemuteran di Buleleng, Kecamatan Gerokgak, atau bisa menanam pohon di Danau Batur. Nah inilah program kita untuk melakukan offset atau donasi lewat penanaman pohon dan kegiatan lainnya," tutur Sandiaga.