KISAH mistis Alas Baluran kerap jadi perbincangan di kalangan penyuka horo. Alas Baluran merupakan hutan kawasan Taman Nasional Baluran di Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Jalur beraspal yang dikelilingi Hutan Baluran ini menyimpan kisah mistis tersendiri yang bikin bulu kuduk merinding. Kisah mistis Alas Baluran ini bahkan sempat viral di media sosial pada 2020 silam.
Hal ini bermula dari cuitan akun @farisandani di Twitter yang menceritakan pengalaman mudik yang horor saat melewati Alas Baluran.
“Pengalaman horror Ibu, Ayah, dan saudara Ibu tentang Alas Baluran. Ibuku orang asli Blambangan, kakak adik beliau juga ada di Banyuwangi. Jadi setiap mudik pasti ke sana dan lewat alas ini. Beliau selalu cerita tentang seramnya alas Baluran,” tulis akun tersebut seperti dikutip Okezone.
 BACA JUGA: Taman Nasional Baluran Kembali Dibuka, Pelancong Luar Jatim Wajib Rapid Test Antigen
Dia mengatakan, Alas Baluran saat ini kerap dipakai untuk dijadikan lokasi foto prewedding. Meski begitu, itu tidak meninggalkan kesan horor dari Alas Baluran. Akun tersebut bahkan mengungkapkan kejadian-kejadian janggal saat melewati jalur tersebut.
“Hutan Baluran selalu menjadi jalur yang sesegera mungkin ingin saya lewati. 24 km, nggak ada sinyal. Nggak jarang pula playlist Spotify keganti sendiri tiap lewat sini,” kisahnya.
Â
Kisah mistis Alas Baluran tak lepas dari sematan-sematan yang diberikan kepada tempat ini. Yaitu Jurang Tangis, karena konon tempat ini merupakan lokasi pembuangan mayat-mayat peristiwa 1965 yang jumlahnya ribuan.
“Ada 2 versi cerita Ibu yang setiap perjalanan mudik beliau ceritakan. Untuk informasi saja, setiap mudik, perjalanan yang kami ambil selalu malam hari. Supaya sampainya di Banyuwangi bisa pagi,” tulisnya. Cerita versi pertama diketahui terjadi di akhir era 1980-an.
 BACA JUGA: Horor! Kisah Jembatan di Swiss yang Dibangun dengan Bantuan Iblis
Saat itu, kedua orangtua sang pemilik akun memutuskan untuk mudik menggunakan bus malam. Sekitar pukul 11 malam perjalanan dimulai. Bus saat itu lumayan penuh, tetapi masih ada beberapa bangku yang kosong.
Kemudian melewati 3 jam awal perjalanan, hampir semua penumpang tertidur. Saat melewati jalur Alas Baluran, kejadian horor yang menegangkan pun terjadi.
“Di tengahnya heningnya bus, tiba-tiba ada suara lirih dari dalam bus. Kira-kira baris ketiga dari depan, sedangkan ayah-ibu ada di tengah. Suara anak kecil. Pelan, tapi berulang. “Pak, mandek kene pak..” (Pak, berhenti di sini pak..)” kisahnya.