WAKIL Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo menyatakan pelaksanaan World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 di Bali membawa misi pemulihan global melalui sektor ekonomi kreatif (ekraf).
Untuk itu, lanjutnya, para pelaku ekraf perlu memperoleh pengakuan global atas potensinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh.
"Saat seluruh dunia melakukan persiapan untuk masuk ke era endemi, dunia perlu secara cepat menemukan jalan untuk melakukan pemulihan ekonomi demi menyelamatkan mata pencaharian yang berkelanjutan agar masyarakat dapat pulih dengan tangguh secara cepat. Di sinilah ekonomi kreatif hadir," ujarnya dalam sebuah acara secara virtual.
Sebagai salah satu side event Presidensi G20, penyelenggaraan WCCE 2022 ditujukan untuk menonjolkan ekraf, sehingga memperoleh perhatian dunia atas potensi unggulan tersebut yang dianggap belum tergarap.
Karena itu, WCCE 2022 yang akan diadakan pada 5-7 Oktober 2022 bakal menampilkan kontribusi nyata ekraf dari berbagai negara dalam pemulihan dan ketahanan global guna menghadapi tantangan di masa depan.
(Foto: MNC Portal Indonesia/MPI)
Ketika Indonesia menyelenggarakan WCCE yang pertama pada 2018, pihaknya menyadari bahwa inti dari semua inovasi adalah kreativitas.
"Kreativitas bisa datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan setiap orang dapat berpartisipasi, di mana pun mereka berada. Keterlibatan Indonesia dalam ekonomi kreatif dimulai saat menginisiasi WCCE 2018 di Bali untuk pertama kalinya, lalu dilanjutkan dengan pembentukan Friends of Creative Economy 2019." ucap Angela.
Pada WCCE 2021, lanjutnya, telah ditentukan 21 topik termasuk manfaat ekonomi, anak muda, ekosistem, dan gerakan internasional.
Bagi Wamen Angela, penentuan 21 topik itu berhasil membuka jalan untuk mengarusutamakan perbincangan global tentang ekraf mengingat resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap 2021 sebagai tahun ekonomi kreatif internasional untuk pembangunan berkelanjutan.
Dalam WCCE 2022, Indonesia mengambil kesempatan untuk menekankan ekraf sebagai sektor penting bagi pemulihan global melalui empat subtema.