ISAK tangis warga mengiringi kedatangan jenazah putra sulung Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil, yakni Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Minggu malam.
Rombongan mobil iringan jenazah Eril tiba di Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat Minggu malam sekira pukul 19.48 WIB. Peti jenazah Eril yang tiba di Pendopo Gedung Pakuan Negara Kota Bandung, tak pelak mengundang isak tangis para pelayat.
Bicara soal Gedung Pakuan, Bandung, tempat disemayamkannya jenazah Eril, bangunan ini dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud karena pemindahan ibu kota Karesidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung.
Namun, pemindahan ibu kota karesidenan itu baru dapat dilaksanakan oleh Residen Van der Moore pada tahun 1864, setelah Gunung Gede meletus dan menghancurkan Kota Cianjur. Mulai dibangun pada tahun 1864 sampai selesai pembangunannya pada tahun 1867.

Mengutip Wikipedia, selama pembangunan Gedung Pakuan (1864-1867), telah dikerahkan sejumlah anggota Genie Militair Belanda, yang dibantu oleh R.A. Wiranatakusumah yang dikenal dengan sebutan Dalem Bintang. R.A. Wiranatakusumah merupakan Bupati Bandung ke-8 yang memerintah antara tahun 1846-1874.
Ia mengerahkan penduduk dari kampung Babakan Bogor (sekarang Kebon Kawung) dan Balubur Hilir yang kini terletak di depan kediaman resmi Panglima Kodam III Siliwangi di Bandung. Atas jasa tersebut, penduduk yang terlibat dalam pembangunan tersebut dibebaskan dari pajak.
Gaya bangunan
Gedung Pakuan berarsitektur Indische Empire Stijl yang anggun monumental serta sangat digemari oleh Jenderal Herman Willem Daendels. Bangunan tersebut dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang menjadi staf dari Residen Van der Moore, Insinyur itu pula yang merancang bangunan Sakola Raja yang saat ini menjadi Kantor Polwiltabes Bandung pada tahun 1866.