WAKIL Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo mengatakan, pentingnya investasi di bidang teknologi dalam mengelola krisis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan begitu percepatan pemulihan ekonomi tanah air dapat terwujud.
Selain itu, Angela juga menekankan, ketika berbicara mengenai krisis di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, semua perlu memahami konteks dari krisis itu sendiri.
Hal ini karena jenis krisis beragam mulai dari krisis alam, buatan manusia, ekonomi, politik, terorisme, hingga perubahan iklim.
Anegela juga menyebut, terdapat dampak dan risiko krisis ini dapat mengganggu jalannya kegiatan pariwisata, bahkan membuat industri ini mundur selama beberapa tahun.
"Jadi ketika kita berbicara tentang teknologi apa yang harus kita investasikan untuk meningkatkan ketahanan pariwisata, saya percaya kita harus mulai berinvestasi dalam pencegahan krisis. Karena pencegahan lebih baik daripada penyembuhan atau pemulihan ketika krisis itu datang," katanya saat menghadiri acara UNWTO Ministerial Roundtable on Tourism Resilience through Innovation and Digitalization in Asia and the Pacific di CROSSROADS Maldives.
Lebih lanjut, investasi di bidang teknologi ini dapat berupa sistem peringatan dini terhadap krisis alam di destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Selain itu juga perlu adanya pembangunan infrastruktur yang kokoh dan kuat guna mengantisipasi potensi bahaya.
"Tentu saja, teknologi platform komunikasi terintegrasi untuk dapat menyebarluaskan informasi secara efektif dalam menghadapi keadaan darurat," ujarnya.
Dalam menghadapi krisis perubahan iklim, Angela juga menjelaskan, bahwa Kemenparekraf telah bekerja sama dengan pelaku industri untuk memperkenalkan teknologi baru yakni aplikasi carbon footprint calculator dan offsetting untuk para wisatawan. Guna mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.