SEBUAH museum yang mengabadikan kisah generasi pengungsi cikal bakal masyarakat Denmark diresmikan oleh Ratu Denmark Margrethe II pada Sabtu 25 Juni 2022 waktu setempat.
Museum bernama Flugt itu menghadirkan kisah para pengungsi dimulai dengan orang Jerman yang melarikan diri dari Uni Soviet selama Perang Dunia II. Museum didirikan di lokasi sebuah kamp di Oksboel, sebuah kota di barat daya Denmark, yang menampung hingga 100.000 pengungsi dari Jerman pada tahun-tahun pascaperang.
Melansir ANTARA, Flugt, yang berarti “pelarian” dalam bahasa Denmark, juga menceritakan kisah para imigran dari Iran, Lebanon, Hongaria, Vietnam, dan tempat lain yang melarikan diri dari tanah air mereka dan mencari perlindungan di negara Skandinavia. Para pengungsi menuturkan kisah mereka melalui rekaman video di layar besar.
“Museum bertujuan untuk mengubah angka statistik menjadi lebih manusiawi dan menyampaikan isu-isu universal, emosi, dan hal lain saat menjadi seorang dalam pelarian,” kata kurator museum Claus Kjeld Jensen, dikutip dari Associated Press.
Museum Flugt dirancang oleh arsitek Denmark terkemuka Bjarke Ingels. Museum memiliki bangunan modern dengan bentuk melengkung dari kayu dan kaca yang menghubungkan dua paviliun yang dulunya dijadikan rumah sakit pada tahun-tahun pascaperang.
Ingels mengatakan bahwa museum baru menjadi lebih relevan karena Denmark baru-baru ini menerima pengungsi yang melarikan diri dari perang di Ukraina.