TIDAK bisa dipungkiri bahwa Indonesia memiliki beragam budaya warisan leluhur. Mulai dari budaya tarian, kuliner, hingga cerita daerah yang dikisahkan turun-temurun. Cerita daerah tersebut memiliki makna dan hikmah yang dapat dipetik oleh pendengarnya. Berikut cerita daerah Indonesia yang berhubungan dengan alam.
Banyuwangi
Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa. Dijuluki juga sebagai Kota Osing, Banyuwangi memiliki sejumlah wisata alam yang indah dan otentik. Sebut saja Kawah Ijen yang terkenal dengan blue fire-nya hingga Pantai Batu yang cantik.
Selain wisata alam yang indah, nama Banyuwangi rupanya memiliki asal-usul yang unik. Berasal dari kata ‘banyu’ yang berarti air dan ‘wangi’ yang berarti wangi. Ketika keduanya digabungkan, maknanya adalah air yang wangi.
Blue fire Kawah Ijen (Freepik)
Nama ini berasal dari kisah Surati, seorang putri Kerajaan Klungkung yang dituduh berselingkuh oleh suaminya sendiri, Raden Banterang. Merasa putus asa, akhirnya Surati bersumpah akan menceburkan diri ke sebuah sungai untuk membuktikan kebenarannya.
Apabila air sungai menjadi bening dan harum baunya, berarti Surati tidak bersalah. Sebaliknya, jika sungai tetap keruh dan bau busuk, berarti Surati bersalah.
Akhirnya putri cantik itu menceburkan diri dan air sungai menjadi bening serta harum, menandakan Surati yang tidak bersalah. Kisah ini menjadi cerita rakyat asal-usul Banyuwangi, Jawa Timur.
Tangkuban Perahu
Tangkuban Perahu, Jawa Barat jadi tempat wisata favorit terutama bagi masyarakat Bandung dan Subang. Selain pemandangannya yang indah, Tangkuban Perahu juga menyimpan kisah yang menarik. Singkatnya, dikisahkan bahwa Tangkuban Perahu tercipta akibat kemarahan Sangkuriang yang tidak bisa memperistri Dayang Sumbi.
Awalnya kedua insan tersebut memang berencana akan menikah, namun Dayang Sumbi baru mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anak kandungnya sendiri. Maka dengan segala cara, Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahan tersebut dengan meminta syarat yang berat kepada Sangkuriang.
Syarat tersebut adalah Sangkuriang harus membangun danau yang terbuat dari bendungan Sungai Citarum, dan ada perahu besar di tengah danau tersebut. Semuanya harus selesai dalam waktu satu malam.
Tangkuban Perahu
Sangkuriang yang sakti mandraguna meminta bantuan pasukan makhluk halus untuk membangun danau dan perahu. Dayang Sumbi mulai panik karena Sangkuriang hampir berhasil menyelesaikan syarat yang diajukannya.
Ia langsung memaksa ayam untuk berkokok lebih dulu dan membentangkan boeh rarang (kain putih hasil tenunan), menandakan hari sudah berganti. Dengan ini, Sangkuriang gagal mempersunting Dayang Sumbi dan akhirnya melempar perahu besar buatannya.
Perahu tersebut terpental dan jatuh tertelungkup sehingga membentuk Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu sendiri berarti perahu yang tertangkub atau tertelungkup.