SELAMA musim haji, eksistensi petugas keamanan wanita yang dikerahkan pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk melayani para jamaah di dua kota suci menjadi hal yang selalu menarik perhatian.
Ya, keberadaan petugas keamanan wanita khususnya di Masjidil Haram, Makkah dan Masjid Nabawi, Madinah terbilang langka apalagi selama ini Arab Saudi dikenal dengan negara Islam berhaluan konservatif.
Terdapat ratusan petugas keamanan yang dikerahkan di Makkah dan Madinah. Mereka bertugas mengamankan sekaligus memandu jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Keberadaan mereka jelas merupakan pencapaian luar biasa dari visi Kerajaan Arab Saudi 2030.
Melansir laman bpkh.go.id, ada 113 petugas keamanan wanita di Masjid Nabawi yang telah bertugas sejak enam bulan lalu. Petugas keamanan wanita itu adalah satuan cabang keamanan dalam dari Pasukan Khusus Keamanan Arab Saudi.
Para 'srikandi' tangguh ini terbagi menjadi empat tim, setiap tim terdiri sekitar 18 orang. Mereka pun menjalankan tugasnya sepanjang waktu.
(Foto: Twitter/@hsharifain)
Direktur Kepolisian Madinah, Mayor Jenderal Abdul Rahman Al Mashhan menjelaskan, tugas pokok petugas keamanan wanita itu tak lain adalah mengawasi dan membantu jamaah umrah di dua kota suci.
Mereka mengenakan seragam moka, baret hitam, dan cadar. Senantiasa membimbing dan membantu jamaah wanita dalam menerapkan protokol Covid-19.
Kepercayaan diri tinggi terpancar jelas dari diri mereka. Apalagi, para wanita tangguh ini selain dibekali kemampuan ilmu bela diri, pertolongan pertama, juga sangat piawai menggunakan senjata api alias senpi.
Sebelum bertugas, mereka menjalani kursus bahasa Arab dan Inggris untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, pendidikan komputer, dan kebugaran.