SEJUMLAH pedagang kerajinan khas masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mulai berjualan lagi dibandingkan masa pandemi Covid-19 di mana banyak toko yang tutup,karena sepinya wisatawan.
"Semua pelaku ekonomi masyarakat di sini kembali berjualan sehubungan wisatawan setiap hari cukup banyak, terlebih Sabtu-Minggu ramai dan padat," kata Santi (25) seorang pedagang kerajinan ui di Kaduketug Desa Kanekes Kabupaten Lebak.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke pemukiman masyarakat Badui berdampak terhadap pendapatan pedagang kerajinan masyarakat Badui.
Menurutnya,omzet antara Rp2-3 juta/hari dan jika Sabtu-Mingggu mencapai Rp5 juta. Pendapatan sebesar itu, kata dia, jauh pada saat Covid-19, di mana sama sekali tidak laku karena tidak ada wisatawan.
Selama ini pengunjung wisatawan ke permukiman Badui setiap hari cukup banyak dan mereka sebagian besar dari wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Namun, jika hari Sabtu dan Minggu banyak wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air yang datang rombongan dan menginap di rumah warga Badui.
"Kami merasa terbantu ekonomi dengan banyak wisatawan itu," katanya.
Produk aneka kerajinan Badui di antaranya kain tenun, ikat kepala lomar, batik khas Badui, pakaian kampret khas Badui, selendang kain tenun, tas koja, dompet dan aneka souvenir.
Adapun, harga yang dijual bervariasi mulai Rp10.000 hingga Rp750 ribu tergantung kualitas, namun kebanyakan baju kampret khas Badui yang pernah dipakai Presiden Joko Widodo di Jakarta dijual Rp400 ribu.
Para pedagang kerajinan Badui memasarkan produk mereka di rumah dan konsumen yang sebagian besar wisatawan datang seiring kunjungan mereka ke pemukiman kawasan Badui. Selain itu pedagang Badui juga memanfaatkan platform digital, seperti Shopee, Laku-laku, Lazada, hingga Tokopedia.
"Kami juga belum lama ini mendapat pesanan satu pasang baju kampret dari Bali melalui platform digital itu," kata Santi.
Follow Berita Okezone di Google News